Kapanlagi.com - Artis pendatang baru yang mulai naik daun, Lawra, merasa terkena imbas dampak larangan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk bisa tampil di media TV nasional."Saya terkena imbas adanya larangan KPI itu, karena posisi saya yang tidak jelas. Karena sulit bisa tampil di media TV nasional, saya kembali ke Solo," kata Lawra yang nama aslinya Djoko Suprihanto, di Bojonegoro, Kamis (11/12).Program TV bermasalah yang diumumkan KPI ada 10 program, di antaranya masalah pornografi.Ditemui seusai tampil di Muscab Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Cabang Bojonegoro, Lawra mengemukakan, karena terkena imbas larang tayang di TV nasional, dirinya lebih senang menempatkan diri sebagai artis daerah dengan markas di Solo, dibandingkan harus hijrah ke Jakarta.Sebab, lanjutnya, dengan posisi tersebut harus ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi kalau dirinya tampil di media TV nasional. Hal itu dianggap cukup merepotkan dirinya yang tampil sebagai artis.Dia mencontohkan, artis Dorce dengan posisinya sekarang tidaklah terlalu sulit melewati larangan yang dikeluarkan KPI itu, karena memang sudah jelas posisinya sebagai wanita."Tetapi saya yang belum bisa, tetapi kalau TV lokal tidak masalah," katanya menambahkan.Dia menjelaskan, meski di daerah, akan berusaha membesarkan Lawra Production yang bermarkas di Solo yang memproduksi berbagai paket hiburan, dibandingkan harus ke Jakarta. Meskipun di Jakarta, Lawra juga masuk dalam kelompok 'Batavia Dance'."Kalau ke depan saya tetap berkeinginan menjadi seniman daerah yang berkelas nasional, seperti Yati Pesek atau Marwoto," katanya menjelaskan.Penampilan Lawra di Muscab Akli VII tersebut, cukup menghibur para peserta Muscab, termasuk para undangan dari berbagai daerah di Jawa Timur. Selain mampu tampil dengan suara merdunya, lelaki kelahiran Demak 18 Mei 1979 itu, mampu mengocok perut para undangan sekaligus mengajak bernyanyi bersama.