1. Akui Beruntung

credit: instagram.com @ramadhaniabakrie

Nia mengaku beruntung, ia dan suaminya dikirim ke panti rehabilitasi. Di tempat rehabilitasi itu lah, ia baru mulai bisa menata diri dan berdamai dengan keadaan.

"Sampai akhirnya aku ada di panti rehabilitasi yang ditemani orang-orang ahli, ada psikolog. Mereka menemani dan membuat masalah itu tidak terasa berat," tuturnya.

2. Tak Mudah Untuk Bangkit

Itu pun, lanjut Nia, prosesnya tak mudah untuk dirinya bisa bangkit dari keterpurukan. Selama 2,6 bulan dirinya masih mengurung diri dan belum mau terbuka dengan psikolog mengenai persoalan yang dihadapinya, sehingga memilih menggunakan narkoba sebagai jalan keluar.

"Aku di sana (di panti rehabilitasi) selama 10 bulan. Tapi, aku menutup diri untuk belajar. Sekitar dua setengah bulan, saya nangis, ngata-ngatain diri sendiri. Setelah itu, mulai terbuka dan mau belajar, mencaritahu apa yang membuat aku melakukan kesalahan Yang aku pikir hidup aku oke oke saja, mungkin nggak ada yang salah. Tapi ternyata setelah dikupas satu persatu didampingi oleh ahli, baru ketahuan," tuturnya.

3. Simpan Emosi Sendiri

credit: instagram.com @ramadhaniabakrie

Ibu tiga anak ini mengaku kerap menyimpan emosi sendiri dan jika ada masalah yang harus dihadapi, ia seringkali menghindar dengan cara mencari kebahagiaan yang lain.

"Ternyata banyak hal-hal yang salah dalam hidup aku. Banyak cara yang salah untuk aku melewati sebuah masalah. Banyak emosi-emosi dan perasaan perasaan yang aku skip dan langsung aku alihkan ke yang lain. Aku nggak mau lagi melakukan hal seperti itu. Aku sudah belajar untuk menghandle emosi," ujarnya.

4. Katakan Dukungan dari Keluarga

Lebih lanjut, Nia mengatakan dukungan dari keluarga, juga diakuinya menjadi penentu awal kebangkitannya dari keterpurukan.

"Kata-kata papanya Ardi sangat menguatkan saya sehingga bisa berdiri dan berjalan lagi. Secara detail itu saya tulis dalam buku Cerita Ade," tuturnya.