Ranganath Rao, seorang arkeolog dan profesor, berkunjung ke sebuah perpustakaan di Yunani. Di
sana, ia menemukan sebuah buku karya Ptolemy yang menyimpan rahasia besar. Dalam buku itu
tertulis bahwa sebelum berakhirnya Dwapara Yuga, Shri Krishna mempercayakan sebuah gelang kaki
kepada sahabat sekaligus penasihatnya, Uddhava.
Gelang kaki itu bukan benda biasa,
melainkan peninggalan suci yang diyakini berisi seluruh solusi atas berbagai bencana besar yang akan
menimpa umat manusia di zaman berikutnya, Kali Yuga. Menyadari pentingnya penemuan ini, Rao
bertekad melacak keberadaan gelang tersebut, tanpa menyadari bahwa penelusurannya akan
menyeretnya ke dalam bahaya yang mengancam nyawanya.
Sementara itu, di Hyderabad,
hidup Karthikeya atau Karthik, seorang dokter muda yang berpegang teguh pada logika dan ilmu
pengetahuan. Ia diskors dari rumah sakit setelah menampar seorang wali kota yang berusaha
melakukan ritual Yagna di ruang ICU demi kesembuhan anaknya. Di saat yang sama, serangkaian
peristiwa aneh menimpa keluarganya, sang ayah mengalami patah kaki dan tanaman tulasi di depan
rumah mereka hancur karena ditabrak sapi.
Ibunya menganggap hal-hal itu
sebagai pertanda buruk dan percaya bahwa keluarga mereka sedang dihukum karena belum
menunaikan nazar kepada Shri Krishna. Demi menenangkan hati ibunya, Karthik memutuskan untuk
mengantarnya ke Dwarka, tempat pamannya, Sadananda, seorang pemuja setia Shri Krishna, tinggal.
Namun, di malam yang sunyi, Karthik tanpa sengaja bertemu dengan Ranganath Rao yang sekarat dan
mencoba menyampaikan pesan penting sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak.
Keesokan harinya, ibunya Karthik tiba-tiba menghilang, dan dalam upaya mencarinya, Karthik
justru ditangkap polisi atas tuduhan pembunuhan Rao. Polisi mendesaknya untuk mengungkapkan
apa yang Rao katakan sebelum meninggal, tetapi Karthik kebingungan karena tidak sempat
memahami pesannya.
Di tengah kebuntuan itu, muncul Mugdha, cucu dari
Ranganath Rao, yang menyelamatkan Karthik dari tahanan. Saat mereka berusaha kabur, muncul
seorang pria misterius yang menyerang Karthik, namun tiba-tiba berhenti ketika melihat patung Shri
Krishna di dekatnya, seolah kekuatan ilahi menahannya untuk tidak berbuat lebih jauh.
Karthik, Mugdha, dan Sadananda akhirnya mendatangi seorang bijak untuk mencari
tahu siapa sosok misterius tersebut. Mereka mengetahui bahwa pria itu berasal dari klan Abheera,
kelompok yang dulu diasingkan dan hidup sebagai perampok namun tetap memuja Shri Krishna
dengan penuh kesetiaan. Para Abheera bersumpah akan membunuh siapa pun yang berusaha
mencampuri peninggalan Krishna.
Karthik akhirnya menemukan ibunya dan
memastikan keselamatannya dengan menyuruhnya menghadiri acara keagamaan selama sebelas
hari, sementara ia dan Mugdha melanjutkan penyelidikan. Di kantor Ranganath Rao di Bet Dwarka,
mereka menemukan surat yang ditulis Rao sebelum kematiannya. Surat itu menjelaskan bahwa gelang
kaki tersebut disembunyikan oleh Uddhava dan hanya bisa ditemukan oleh orang yang benar-benar
ditakdirkan untuk menemukannya.
Rao juga mengungkap bahwa selama
berabad-abad banyak orang berusaha mencari benda itu, namun semuanya gagal. Raja Pallava
bernama Suryavarman pernah hampir berhasil menemukannya dan membocorkan petunjuk terakhir
kepada Ptolemy, yang kemudian menyembunyikan pesan rahasia itu dalam sebuah manuskrip kuno
berjudul Krishna Thatakam.
Namun ternyata, Ranganath Rao bukan satu-
satunya yang mencari gelang kaki itu. Seorang profesor bernama Santanu, yang digerakkan oleh niat
jahat untuk memanfaatkan kekuatan gelang tersebut, menjadi dalang di balik kematian Rao dan
penangkapan Karthik. Menelusuri pesan di dalam Krishna Thatakam, Karthik menemukan sebuah
benda berbentuk merak.
Mugdha kemudian berhasil menerjemahkan tulisan
Sanskerta di dalamnya yang mengarah ke Bukit Govardhan, tempat yang disebut dalam legenda
sebagai lokasi suci yang pernah diangkat oleh Shri Krishna. Bersama Sadananda, mereka menyewa
seorang pemandu bernama Suleman untuk membawa mereka ke Mathura tanpa menarik perhatian
pihak berwenang.
Perjalanan menuju Bukit Govardhan tidak berjalan mudah.
Mereka tertangkap oleh para penduduk desa yang tergiur oleh imbalan besar yang dijanjikan Santanu
bagi siapa pun yang bisa menangkap Karthik dan Mugdha. Namun berkat ketulusan dan penjelasan
mereka tentang tujuan suci pencarian itu, warga akhirnya bersedia membantu.
Setibanya di kaki bukit, mereka menemukan sebuah pintu rahasia yang hanya bisa dibuka dengan
benda berbentuk merak tersebut. Di dalamnya, mereka menemukan sebuah teleskop kuno yang
diyakini sebagai kunci lanjutan menuju gelang kaki peninggalan Shri Krishna.
Sementara mereka terus menelusuri misteri itu, ancaman datang tidak hanya dari manusia, tetapi
juga dari kekuatan yang tampaknya melampaui logika. Setiap langkah membawa Karthik semakin jauh
dari dunia rasional yang selama ini ia percayai. Ia mulai menyaksikan kejadian-kejadian yang tidak bisa
dijelaskan oleh sains, seolah kekuatan ilahi benar-benar ikut campur dalam perjalanan mereka.
Hubungan Karthik dan Mugdha pun semakin erat, keduanya sama-sama terhanyut
dalam keyakinan bahwa pencarian ini bukan sekadar petualangan arkeologi, melainkan ujian spiritual
yang menuntut keberanian dan kepercayaan. Di tengah ketegangan yang terus meningkat, mereka
menyadari bahwa apa yang mereka kejar bisa saja mengubah nasib umat manusia, tetapi juga bisa
menjadi penyebab kehancuran jika jatuh ke tangan yang salah.
Namun,
semakin dekat Karthik dan Mugdha dengan kebenaran, semakin banyak rintangan dan ancaman yang
menanti di hadapan mereka. Akankah mereka berhasil menemukan gelang kaki suci yang konon
mampu menyelamatkan umat manusia dari kehancuran, atau justru rahasia besar itu akan menelan
mereka sebelum sempat terungkap?
Penulis: artikel Abdilla Monica Permata B.