1. Ungkap Penyesalan

Namun, ada satu hal yang masih menjadi penyesalan bagi Rendy, yakni tidak bisa berada di sisi sang ayah saat mendiang tengah sakit. Ia merasa semestinya bisa lebih memperhatikan kondisi ayahnya, mengingat mendiang telah melawan sakit sendirian tanpa bantuan dari keluarga.

"Mungkin yang aku sesalin tuh pas ngobrol sama kakak 'yah kok di momen dia lagi sakit bisa-bisanya kita gak ada'. Coba kita ini sedikit, gak mikir gak lah papah gapapa mungkin aku bisa ke sana, bisa bawa ke sini, dia gak perlu sendirian di sana. Penyesalannya itu aja sih," ungkapnya.

Meski begitu, hubungan antara Rendy dan ayahnya sudah sangat baik menjelang akhir hidup Ernest. Rendy merasa hubungan mereka sudah dekat dan lebih harmonis setelah pertemuan kembali yang terjadi setelah bertahun-tahun terpisah.

"Hubungannya udah baik semua ya," ucap Rendy.

2. Interaksi yang Mengejutkan

Istri Rendy, Lady Nayoan juga mengamati hubungan Rendy dengan sang ayah. Ia merasa terkejut melihat interaksi Rendy dengan Ernest yang terlihat hangat meski tidak terlalu romantis. Lady melihat bahwa meskipun hubungan ayah dan anak ini tidak seperti hubungan ayah dan anak pada umumnya, mereka tetap saling mengenal dan menjaga kedekatan.

"Kaget sih, liat Rendy tuh kayak ya asik aja gitu sama papahnya. Tapi bukan yang romantis kayak anak cowok romantis, yaa sekedar saling tau aja," ujar Lady Nayoan, menggambarkan interaksi Rendy dengan ayahnya.

Lady juga menjelaskan bahwa pada awal tahun baru, ia sudah tahu bahwa Ernest sedang sakit. Namun, ia merasa lega karena melihat bahwa ada orang lain yang menemani mendiang saat itu, meskipun ia tahu Rendy mungkin merasa sedih karena tidak bisa lebih banyak berada di sisi ayahnya.

"Pas awal tahun baru setau aku emang udah sakit, terus video call sempet tanggal 2, aku lihat itu papahnya udah ada yang nemenin sih. Aku sih melihat papah selama ini udah fokus sama dirinya dan Rendynya juga sudah besar pasti di mata dia," kata Lady.

3. Kedekatan Cukup Dalam

Rendy juga mengakui bahwa meskipun hubungan mereka tidak berjalan seperti ayah dan anak pada umumnya, mereka tetap memiliki kedekatan yang cukup dalam. Walaupun mereka tidak memiliki banyak waktu untuk saling mengenal lebih dekat, Rendy merasa hubungan mereka sudah terjalin dengan baik.

"Mungkin singkat, aku sama papa tuh enggak kenal seperti normalnya anak sama bapak tapi hubungan kami cukup dekat dan baik," kata Rendy.

Ernest Kjarnett meninggal dunia pada Sabtu, 4 Januari 2025, di usia 80 tahun di Hua Hin, Thailand. Sebelum kepergiannya, Ernest sempat berjuang melawan berbagai masalah kesehatan, termasuk alzheimer dan gagal liver. Rendy kini tengah mengurus proses kremasi dan administrasi terkait kepergian sang ayah, serta berencana membawa abu kremasi Ernest ke Jakarta.