Rieke Diah Pitaloka Ingin Film Bisa Lawan Hoaks dan Polarisasi Politik: Kita Butuh Media yang Mendidik
Diperbarui: Diterbitkan:

Credit:Instagra.com/filmagenplus62
Kapanlagi.com - Rieke Diah Pitaloka menyuarakan keresahannya terhadap maraknya hoaks dan polarisasi politik yang semakin memecah belah masyarakat. Menurut anggota DPR RI sekaligus aktris ini, film bisa menjadi medium yang efektif untuk melawan dua hal tersebut, sekaligus menyatukan kembali semangat kebangsaan.
“Ya saya percaya film bisa jadi alat melawan hoaks dan polarisasi. Film itu membentuk kesadaran, membangun cara berpikir masyarakat,” ujar Rieke saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (3/6/2025).
Advertisement
1. Perlu Media Menghibur dan Mendidik
Rieke menilai bahwa masyarakat Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam memilah informasi yang benar. Banyak orang mudah tersulut emosi karena terjebak pada narasi yang memecah belah, terutama di media sosial.
“Kita perlu media yang tidak hanya menghibur, tapi juga mendidik dan menyatukan. Film bisa ambil peran itu,” ucapnya penuh semangat.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Main di Film Agen +62
Dalam film AGEN +62, Rieke memuji keberanian sutradara dan tim produksi yang menyisipkan kritik sosial dalam balutan humor. Ia berharap film semacam ini bisa membuka ruang dialog yang sehat di tengah masyarakat.
“Film ini satire, lucu, tapi pesannya kuat. Saya rasa, inilah bentuk pendidikan politik dan sosial yang paling efektif saat ini,” kata pemeran tokoh Emak dalam film tersebut.
Advertisement
3. Aktif Suarakan Isu-isu Penting Bangsa Melalui Karya
Rieke pun mengajak para sineas dan pelaku industri film untuk lebih aktif menyuarakan isu-isu penting bangsa melalui karya mereka. Ia percaya bahwa seni, termasuk film, adalah cara lembut namun ampuh untuk menggugah kesadaran publik.
“Kita butuh lebih banyak film yang menyentuh hati, bukan cuma mata. Yang ngajak mikir, bukan cuma ketawa,” ungkapnya.
4. Punya Tanggung Jawab Sebagai Politisi
Sebagai politisi, Rieke merasa bertanggung jawab untuk terus menyuarakan pentingnya literasi media. Ia mengatakan bahwa masyarakat yang tidak melek informasi akan lebih mudah terprovokasi dan tercerai-berai.
“Literasi media kita masih rendah. Orang gampang percaya hoaks, gampang marah, gampang benci. Nah, film bisa bantu menyembuhkan itu,” tambahnya.
5. Dorong Kolaborasi Seni dan Kebijakan Politik
Rieke berharap film-film berkualitas bisa menjadi alternatif tontonan yang mampu meredam polarisasi. Ia menyebut bahwa ke depan, ia akan terus mendorong kolaborasi antara dunia seni dan kebijakan publik.
“Saya akan dukung terus sineas-sineas muda yang punya visi. Kita nggak bisa diam kalau mau Indonesia tetap satu,” pungkasnya.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/aal/dyn)
Advertisement