CHSI dan GGS Sama-Sama Ditegur KPI, Pantaskah?

Penulis: Trian Sulaiman

Diperbarui: Diterbitkan:

CHSI dan GGS Sama-Sama Ditegur KPI, Pantaskah?
Dewi Sandra ©KapanLagi.com
Kapanlagi.com - Catatan Hati Seorang Istri dan Ganteng Ganteng Serigala adalah sinetron yang banyak digemari oleh semua orang saat ini. Namun, kepopuleran sinetron tersebut rupanya jadi sorotan Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.


Sebagai badan yang bertanggung jawab mengawasi semua tayangan siaran televisi di Indonesia, KPI berhak menindak tegas setiap tayangan yang kurang baik ditonton masyarakat.


[likebattle:Dewi Sandra|Aliando Syarief]


Belakangan, CHSI dan GGS sama-sama mendapatkan teguran dari KPI karena tayangan yang dianggap terlalu negatif. Namun, hal ini sempat membuat para penggemar kedua sinetron itu heboh. Namun di antara kedua sinetron ini, manakah yang lebih banyak menampilkan tayangan negatif?


1. Kesadisan

CHSI dan GGS sama-sama mendapatkan teguran KPI karena adegan yang menunjukkan kesadisan. Gambar dan adegan sadis sangat berdampak negatif bagi para penonton, khususnya remaja dan anak-anak.

Dalam CHSI, adegan sadis ditunjukkan oleh karakter Karin (Cut Meyriska) yang menyayat pergelangan tangannya dengan benda tajam sampai berdarah. Adegan ini ada di episode CHSI yang ditayangkan pada 20 Juni lalu.

Ekspresi Aliando perankan Digo ©KapanLagi.com

Sementara itu, GGS juga mendapatkan sorotan tajam karena adegan sadis. Sinetron yang dibintangi Ricky Harun itu pernah menampilkan adegan seorang remaja berseragam sekolah yang memakan kelinci. Mulut pria tersebut pun digambarkan berdarah-darah setelah memakan kelinci.

KPI dengan tegas langsung memberikan peringatan kepada kedua sinetron tersebut. Adegan kesadisan merupakan pelanggaran terhadap perlindungan kepada anak-anak dan remaja.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Kekerasan

Kekerasan sangat lekat dengan sinetron GGS. Pasalnya, sinetron tersebut menggambarkan perseteruan antara bangsa vampir dan serigala. Akibatnya, konflik fisik tidak bisa dipisahkan dalam tiap adegan GGS.

KPI pun langsung menegur pihak GGS dan stasiun SCTV karena adanya adegan kekerasan dalam tayangan mereka. Pada episode 30 April 2014, KPI menyebut secara eksplisit murid sekolah tengah menonjok salah satu temannya. Untuk itu, KPI meminta GGS segera berhenti menyajikan materi-materi kekerasan semacam itu.

adegan perkelahian GGS ©Instagram/kevinjulio

CHSI pun tidak luput dari pengawasan KPI tentang muatan kekerasan. KPI melayangkan teguran kepada sinetron yang diangkat dari novel Asma Nadia tersebut karena adanya adegan pencekikkan. Adegan mencekik itu terdapat di episode CHSI yang ditayangkan pada 20 Juni.

Adegan kekerasan di televisi menjadi penting. Karena televisi sebagai salah satu media massa yang mudah diakses siapa saja dan memiliki dampak massif dalam waktu cepat jadi pemicu maraknya tindakan kekerasan terhadap remaja dan anak-anak.

3. Dosa Dosa CHSI Lainnya

CHSI digemari banyak masyarakat karena berhasil merekam realita beban hidup seorang istri. Masalah cinta, rumah tangga, dan agama tersaji secara utuh di sinetron yang dibintangi oleh Dewi Sandra, Ashraf Sinclair dan Cut Meyriska ini.

Namun, karena sutradara dan penulis cerita berusaha menggambarkan adegan senyata mungkin, beberapa adegan akhirnya harus kena tegur KPI. Contohnya adalah aksi percobaan bunuh diri Karin yang ingin melompat dari gedung tinggi.

Aksi tersebut dianggap menyalahi etika siaran di Indonesia karena melanggar perlindungan anak dan remaja. Tayangan CHSI memang bisa ditonton oleh anak dan remaja, akibatnya adegan percobaan pembunuhan kurang pantas digambarkan karena nanti dapat ditiru.

Selain itu, CHSI juga mendapat protes keras dari Persatuan Orang Tua Down Syndrome. Mereka menilai dalam tayangan CHSI dapat menyebabkan stigma negatif bagi anak-anak down syndrome dan orang tuanya. Pasalnya, di CHSI, down syndrome disebut sebagai karma atau kutukan.

4. Dosa Dosa GGS Lainnya

GGS menimbulkan banyak komentar negatif di masyarakat. Sinetron remaja yang tayang sejak 21 April 2014 itu sudah dua kali mendapatkan teguran tertulis dari KPI. Gara-garanya adalah adegan kekerasan, penggunaan seragam sekolah sampai adegan bermesraan.

Karena GGS mengambil latar lingkungan sekolah, seragam yang digunakan pun harus terlihat pantas. Jika tidak, penggemar GGS yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah akan meniru gaya berpakaian ala pemeran GGS karena dianggap gaul dan keren.

salah satu adegan mesra di GGS ©KapanLagi.com

Adegan bermesraan pun jadi hal yang harus dibenahi GGS. Jika melihat adegan kemesraan Sissy (Prilly Latuconsina) dan Digo (Aliando) tentu orang tua merasa was was. Bagaimana nantinya jika anak remaja mereka melakukan adegan yang sama, seperti berpelukan di tempat-tempat sepi.

 

5. Catatan KPI untuk Sinetron Indonesia

Selain dua sinetron ini, tentu masih banyak lagi judul tayangan yang memiliki indikasi pelanggaran. Namun, karena popularitas dan tengah jadi tren, sinetron CHSI dan GGS pun jadi contoh untuk membenahi tayangan kurang pantas yang hadir di televisi Indonesia.

"Rasanya sangat penting tayangan menonjolkan hal-hal yang mengandung nilai kebaikan. Nilai yang ada dalam tayangan menjadi penilaian orang luar terhadap kita. Karena itu, budaya yang baik harus ditularkan dalam isi siaran," ujar Judhariksawan, ketua KPI pusat dikutip dari situs KPI.

Nah, bagaimana menurut kalian? Dari dua sinetron ini, mana yang harus segera dibenahi? Atau, masih ada judul sinetron yang lebih tidak pantas dari GGS dan CHSI?

 

 

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending