Carl adalah seorang model laki laki yang sedang berusaha mempertahankan kariernya di dunia
fashion yang keras. Pada suatu hari, ia menghadiri sesi casting yang penuh tekanan bersama model
model lain yang dianggap lebih muda dan lebih fotogenik. Suasana tempat itu membuatnya tidak
nyaman karena ia sadar bahwa setiap orang di sana dinilai hanya dari penampilan serta bentuk tubuh
mereka.
Di balik ketidaknyamanannya, Carl menyimpan rasa frustrasi lain yang lebih besar,
yaitu hubungannya dengan Yaya, seorang model sekaligus influencer yang sedang naik daun. Yaya
memiliki penghasilan lebih besar dibandingkan Carl, tetapi ia selalu mengharapkan Carl yang
membayar setiap makan malam dan aktivitas mereka. Hal ini membuat Carl merasa tidak dihargai,
sehingga pertengkaran mengenai uang dan peran gender sering terjadi.
Dalam sebuah
percakapan yang lebih jujur dari biasanya, Yaya mengakui bahwa ia berada dalam hubungan dengan
Carl karena tingkat keterlibatan media sosial yang dihasilkan dari hubungan mereka. Ia bahkan
mengatakan bahwa cita citanya adalah menjadi trophy wife bagi seseorang yang dapat memberinya
stabilitas serta kemewahan. Carl terkejut dan merasa tersinggung, tetapi tetap meyakinkan dirinya
sendiri bahwa suatu hari Yaya akan tulus mencintainya, bukan hanya memanfaatkannya untuk citra
publik.
Situasi hubungan yang belum terselesaikan itu terbawa hingga mereka
menerima undangan untuk berlibur gratis di sebuah kapal pesiar super mewah. Pihak penyelenggara
mengundang mereka dengan tujuan mendapatkan promosi di media sosial dari akun Yaya yang
populer. Kapal tersebut membawa para tamu kelas atas yang kaya raya dan eksentrik. Ada Dmitry,
seorang oligark Rusia yang membangun kekayaannya dari pupuk dan kini hidup dalam kemewahan
bersama istrinya Vera.
Ada juga pasangan lanjut usia bernama Clementine dan
Winston yang menghabiskan hidup dengan membuat granat serta senjata lain, tetapi tetap bersikap
ramah seolah tidak menyadari dampak dari bisnis mereka. Tamu lain yang menonjol ialah Therese,
seorang perempuan di kursi roda yang hanya bisa mengucapkan satu kalimat dalam bahasa Jerman,
yaitu in den Wolken. Ada pula Jarmo, seorang jutawan teknologi yang kesepian dan mulai
menunjukkan ketertarikan pada Yaya.
Sementara para tamu menikmati fasilitas
kapal pesiar, para kru bekerja keras untuk memenuhi setiap permintaan mereka, yang sering kali tidak
masuk akal. Paula, kepala staf kapal, memastikan seluruh kru melayani para tamu tanpa mengeluh,
bahkan ketika para tamu meminta hal yang justru merugikan kru sendiri, seperti memerintahkan
seluruh staf untuk berenang di laut demi hiburan sederhana. Perintah itu memaksa kru dapur ikut
berenang, meski sang koki mengingatkan bahwa makanan akan rusak jika tidak segera disajikan.
Carl yang merasa tidak aman terhadap hubungannya dengan Yaya akhirnya
mengeluh kepada Paula mengenai salah satu kru laki laki yang menurutnya terlalu tampan dan
menarik perhatian Yaya. Keluhan itu menyebabkan kru tersebut dipecat, dan Carl makin merasa
bersalah. Sementara itu, kapten kapal bernama Thomas Smith mengurung diri di kabinnya sambil
mabuk, mengabaikan tanggung jawabnya.
Walaupun Paula sudah
memperingatkan agar makan malam kapten tidak diadakan ketika badai mendekat, Thomas tetap
menjadwalkannya. Hasilnya adalah kekacauan yang mengerikan. Ombak besar mengguncang kapal,
makanan jatuh berhamburan, dan beberapa tamu mulai muntah tidak terkendali sampai mengalami
diare.
Suara kapten dan Dmitry kemudian terdengar melalui pengeras suara
karena mereka berdebat mengenai kapitalisme dan komunisme, membuat situasi di kapal semakin
kacau. Limbah mulai meluap ke berbagai ruangan, listrik mati, dan kepanikan terjadi. Ketika pagi
datang, keadaan tidak membaik. Sekelompok perompak menyerang kapal dan lemparan granat
membunuh pasangan lanjut usia Clementine dan Winston. Tidak lama setelah itu, kapal pesiar mewah
tersebut tenggelam.
Sebagian kecil penumpang selamat dan terdampar di
sebuah pulau terpencil. Mereka adalah Carl, Yaya, Dmitry, Therese, Paula, Jarmo, Nelson yang
merupakan mekanik kapal, dan Abigail yang bekerja sebagai pengelola toilet. Sebagai staf yang
terbiasa diperintah, Abigail awalnya masih diminta melayani para penumpang kaya tersebut.
Namun keadaan berubah ketika semua orang menyadari bahwa Abigail adalah satu
satunya yang memiliki kemampuan bertahan hidup. Ia tahu cara menangkap ikan, menyalakan api, dan
memanfaatkan alam untuk bertahan. Ketika orang lain tidak mampu melakukan apa pun, Abigail
mengambil alih kekuasaan dengan cara menguasai sumber makanan. Dari seorang pekerja rendahan
di kapal, ia berubah menjadi pemimpin kelompok hanya dalam hitungan hari.
Dengan kekuasaan baru itu, Abigail menuntut tempat tidur khusus di dalam sekoci dan memaksa
Carl menjalin hubungan dengannya. Carl yang lapar dan ketakutan tidak mampu melawan, dan Yaya
mulai melihat perubahan sikap Carl yang perlahan menjauh darinya. Ketegangan meningkat ketika
Jarmo berhasil membunuh seekor keledai liar, membuat kelompok kembali mendapatkan makanan
dan merasa sedikit bangga, meskipun metode yang digunakan sangat brutal.
Pada suatu hari, Yaya memutuskan berjalan menjelajahi sisi lain pulau untuk mencari
kemungkinan bantuan. Abigail menawarkan diri untuk ikut, meski Carl sangat khawatir karena ia tahu
Abigail tidak ingin kehilangan kekuasaannya atas kelompok. Perjalanan itu membawa mereka
menemukan sesuatu yang mengejutkan. Mereka mendapati sebuah lift tersembunyi di antara
bebatuan.
Fasilitas itu membuktikan bahwa mereka tidak berada di pulau
terisolasi seperti dugaan selama ini, melainkan sangat dekat dengan sebuah resor mewah yang bisa
menyelamatkan mereka kapan saja. Sementara itu, Therese yang berada di pantai melihat seorang
penjual suvenir tetapi tidak dapat mengomunikasikan situasinya. Yaya begitu bahagia menemukan
tanda peradaban, sedangkan Abigail mulai panik karena sadar posisinya sebagai pemimpin akan
hilang seketika.
Yaya berbicara sambil tersenyum bahwa ia akan membantu
Abigail jika mereka selamat, bahkan menawarkan pekerjaan sebagai asistennya. Abigail memegang
sebongkah batu sambil ragu ragu, berada dalam pergulatan antara mempertahankan kekuasaan atau
menerima uluran tangan Yaya.
Kamera kemudian memotong adegan,
sementara di tempat lain Carl berlari panik menembus hutan seakan sedang mencari seseorang atau
mencoba mencegah sesuatu yang buruk. Apa yang sebenarnya terjadi di sisi lain pulau itu? Apakah
Abigail benar benar melakukan sesuatu kepada Yaya, atau ada kejadian lain yang belum terungkap?
Penulis artikel: Abdilla Monica Permata B.