Dirty Angels
Action Drama Thriller

Dirty Angels

2024 104 menit R
5.1/10
Rating 4.6/10
Sutradara
Martin Campbell
Penulis Skenario
Martin Campbell Alissa Sullivan Haggis Jonas McCord Gene Quintano
Studio
I Road Productions Millennium Media Nu Boyana Film Studios

KLovers, kalau kamu mencari film aksi yang tidak hanya penuh adrenalin tetapi juga menghadirkan deretan perempuan badass yang siap turun ke medan perang tanpa ragu, Dirty Angels benar-benar wajib kamu masukin ke daftar tontonan. Film rilisan 2024 ini menawarkan ketegangan sejak menit pertama, dengan intrik politik, drama kemanusiaan, dan aksi tembak-menembak yang intens. Disutradarai oleh Martin Campbell, sosok yang pernah menghidupkan GoldenEye dan Casino Royale, film ini terasa seperti campuran gaya klasik Campbell dengan sentuhan modern yang lebih emosional dan memperlihatkan sisi perempuan sebagai ujung tombak pertempuran.

Dirty Angels langsung membuka kisah dengan intensitas tinggi. Saat Amerika Serikat bersiap menarik pasukannya dari Afghanistan, situasi politik di kawasan itu semakin tidak stabil. Di tengah kekacauan tersebut, sebuah sekolah khusus perempuan di Quetta, Pakistan, diserbu sekelompok teroris. Para murid menjadi sandera, termasuk Badia, putri Menteri Pendidikan Afghanistan, dan putri Duta Besar Amerika Serikat. Sangat jelas film ini ingin menekankan bahwa taruhannya besar, KLovers. Bukan hanya keselamatan para gadis ini, tetapi juga hubungan politik antara negara.

Beberapa murid sempat mencoba melarikan diri ke atap, tetapi tetap tertangkap. Para teroris menuntut tebusan sepuluh juta dolar per sandera dan pembebasan tahanan berbahaya bernama Sheik Al-Shimali. Pemerintah AS bergerak cepat dengan mengirimkan Delta Force, tetapi upaya pertama gagal total. Momen ini jadi pintu masuk menuju sesuatu yang lebih menarik, yaitu pembentukan tim baru yang seluruhnya beranggotakan perempuan terlatih.

Untuk misi kedua, militer AS merekrut Jake, seorang tentara perempuan tangguh yang diperintahkan Travis untuk memimpin unit khusus. Jake bukan karakter pasif KLovers, ia pemimpin yang tegas tetapi tetap punya hati. Jake membentuk tim yang terdiri dari perempuan-perempuan dengan kemampuan spesifik. Ada Rocky sang mekanik, Geek teknisi handal, Shooter yang ahli senjata, The Bomb sang spesialis bahan peledak, Medic sebagai tenaga medis tulen, dan Dr. Mike sebagai dukungan tambahan.

Mereka menyamar sebagai tenaga medis untuk bisa menyusup ke area operasi. Menteri Pendidikan Afghanistan turut membantu mereka menyeberang perbatasan meski diam-diam ia juga berencana membayar tebusan untuk menyelamatkan putrinya. Ini salah satu lapisan drama yang membuat film ini menarik. Ada ketegangan antara taktik militer, kepentingan diplomatik, dan desperasi seorang ayah yang ingin anaknya selamat.

Dalam perjalanan menuju markas teroris, tim ini melakukan beberapa operasi tambahan, termasuk menyerbu gudang senjata. Sayangnya, tidak semua berjalan mulus. Dr. Mike tewas dalam sebuah serangan dan Travis, atasan Jake, juga gugur. Hal ini membuat tekanan pada Jake semakin besar. Seolah belum cukup, tim mengetahui bahwa Awina, salah satu kontak lokal yang seharusnya membantu mereka, ternyata adalah informan bagi para teroris. Dari titik ini, tim Dirty Angels harus bertahan bukan hanya dari musuh, tetapi dari pengkhianatan.

Salah satu momen besar berikutnya adalah ketika tim Dirty Angels berhasil membebaskan Sheik Al-Shimali dari transportasi penjara. Tindakan ini sangat berisiko, dan Rocky gugur dalam proses tersebut. Kematian Rocky memberi dampak emosional signifikan terhadap tim, terutama Jake yang merasa bertanggung jawab.

Rencana negosiasi pun disusun. Mereka membawa Sheik Al-Shimali dan uang palsu untuk menipu para teroris. Tetapi aksi ini tidak semulus yang diharapkan. Pemimpin teroris menyadari uang itu palsu. Dari sini, situasi berubah menjadi kekacauan yang meledak-ledak. Para teroris memburu tim Dirty Angels, dan pertempuran final pun tak terhindarkan.

Markas teroris yang berada di dalam sebuah gua memberikan setting aksi yang gelap dan menegangkan. Di sinilah klimaks film terjadi. Jake menghadapi pemimpin teroris secara langsung dan berhasil menghabisinya. Sementara itu, The Bomb mengambil peran penting dengan memimpin para sandera keluar menuju tempat aman. Adegan evakuasi ini penuh tekanan, karena salah sedikit saja, para gadis bisa terluka atau tertangkap kembali.

Helikopter akhirnya datang menjemput para sandera, dan bagi saya, ini adalah momen yang cukup emosional. Meskipun gadis-gadis itu berhasil diselamatkan, tim Dirty Angels kembali kehilangan beberapa anggota. Film ini tidak mencoba menciptakan pahlawan tanpa luka. Semua perjuangan dibayar mahal.

Di bagian akhir, film menghadirkan twist kecil yang memperlihatkan tekad Jake yang tidak mudah pudar. Ketika Geek tertinggal setelah menutupi pelarian mereka, Jake dan Malik memutuskan kembali ke lokasi untuk menyelamatkannya. Ini memberi kesan bahwa film ini bukan hanya tentang perang, tetapi juga tentang persaudaraan dan loyalitas antar anggota tim.

Sutradara Martin Campbell, yang lahir di Hastings, Selandia Baru, membawa pengalamannya yang panjang dalam dunia film aksi ke dalam Dirty Angels. Tidak heran jika ritme aksi di film ini terasa matang. Campbell bukan orang baru dalam genre ini, mengingat ia pernah menggarap dua film James Bond, yaitu GoldenEye dan Casino Royale. Ia juga pernah menyutradarai The Mask of Zorro, The Legend of Zorro, Green Lantern, hingga The Foreigner yang dibintangi Jackie Chan.

Produksi Dirty Angels dilakukan di Maroko dan studio Nu Boyana Film Studios di Thessaloniki, Yunani. Suasana lokasi syuting yang dipilih memberi nuansa autentik yang mendukung atmosfer tegang dalam film. Aguasan perang, gurun, dan wilayah bebatuan menjadi latar yang kuat bagi kisah tim perempuan tangguh ini.

KLovers, Dirty Angels bukan hanya film aksi yang penuh tembakan dan ledakan. Ada lapisan-lapisan emosional tentang perjuangan perempuan, nilai loyalitas, pengkhianatan, dan konflik moral di balik perang yang kejam. Eva Green sebagai Jake tampil kuat dan dominan, sementara para pemeran lain memberikan kedalaman pada peran masing-masing.

Jika kamu mencari tontonan yang menegangkan, emosional, dan menghadirkan aksi kelas dunia, film ini jelas layak kamu tonton. Saya bisa bilang bahwa Dirty Angels adalah salah satu film aksi yang menempatkan perempuan sebagai pusat pertempuran dengan cara yang tidak berlebihan, tetapi tetap heroik.

Eva Green Jake
Ruby Rose Medic
Maria Bakalova The Bomb
Reza Brojerdi Malik
Rona-Lee Shimon Rocky
Jojo T. Gibbs Geek
Aziz Çapkurt Abbas
Hadi Khanjanpour Afshin
Christopher Backus Travis
Laëtitia Eïdo Awina
Mitko Angelov Afghan Crowd Men
Emily Bruni Shooter
George Iskandar Amir

Jadwal Film