Thirteen Lives
Biography Drama Thriller

Thirteen Lives

2022 147 menit PG-13
8.6/10
Rating 7.8/10
Sutradara
Ron Howard
Penulis Skenario
William Nicholson Don MacPherson
Studio
Storyteller Productions Magnolia Mae Films Imagine Entertainment

Sebuah tim sepak bola muda di Thailand dan pelatihnya pergi berpetualang setelah latihan sore, tanpa tahu bahwa langkah mereka hari itu akan membawa seluruh dunia ikut menahan napas. Thirteen Lives (2022) membawa kisah nyata yang luar biasa tentang keberanian, kerja sama, dan harapan di tengah bencana yang tampaknya mustahil diselesaikan.

Pada bulan Juni 2018, dua belas anak laki-laki dari tim sepak bola Wild Boars dan pelatih mereka, Ekkaphon Chantawong atau Coach Ek (Teeradon Supapunpinyo), pergi menjelajahi gua Tham Luang yang terkenal di Thailand Utara. Awalnya, mereka hanya berniat menjelajahi gua sebentar sebelum pulang. Namun, hujan deras yang turun mendadak membanjiri lorong gua, memotong jalan keluar mereka. Tanpa disadari, mereka terperangkap jauh di dalam sistem gua yang kompleks, gelap, dan berbahaya.

Ketika para orang tua menyadari anak-anak mereka tidak pulang, tim penyelamat segera dibentuk. Namun, kondisi gua yang tergenang air dan sempit membuat upaya penyelamatan hampir mustahil dilakukan. Pemerintah Thailand mengerahkan pasukan militer, polisi, dan relawan, termasuk para penyelam terbaik dari seluruh dunia. Situasinya semakin genting karena hujan terus turun, air semakin tinggi, dan oksigen di dalam gua menipis.

Di tengah kekacauan itu, datang dua penyelam asal Inggris yang berpengalaman dalam penyelaman gua, Rick Stanton (Viggo Mortensen) dan John Volanthen (Colin Farrell). Mereka dikenal sebagai ahli dalam penyelaman di ruang sempit dan berbahaya, meski bukan bagian dari tim militer atau organisasi besar. Awalnya, mereka hanya berniat membantu mencari lokasi anak-anak itu. Namun, misi mereka berubah menjadi operasi penyelamatan paling menegangkan dalam sejarah modern.

Rick dan John menyelam menembus lorong-lorong sempit yang gelap dan penuh lumpur selama berjam-jam. Setiap gerakan salah bisa berakibat fatal. Setelah beberapa hari pencarian yang menegangkan, mereka akhirnya menemukan para anak dan pelatihnya masih hidup di ruang kecil di dalam gua, sekitar empat kilometer dari pintu masuk. Temuan itu membawa harapan, tetapi juga tantangan baru, bagaimana cara mengeluarkan mereka semua dalam kondisi seperti itu?

Menyelamatkan mereka bukan perkara mudah. Lorong-lorong gua terlalu sempit dan berliku, air terlalu keruh, dan anak-anak itu tidak bisa berenang, apalagi menyelam di bawah tekanan ekstrem. Para ahli memperkirakan bahwa upaya penyelamatan konvensional tidak akan berhasil. Saat itulah muncul ide gila yang berisiko tinggi: membuat setiap anak tidak sadarkan diri dan menyelamkan mereka satu per satu keluar dari gua.

Untuk melaksanakan rencana berani itu, mereka memanggil dokter penyelam asal Australia, Dr. Harry Harris (Joel Edgerton), yang juga seorang ahli anestesi. Ia bersama rekannya, Dr. Richard Harris, harus memutuskan dosis yang tepat agar anak-anak tetap tidak sadar selama berjam-jam di bawah air tanpa panik atau bangun di tengah perjalanan. Kesalahan sekecil apa pun bisa berujung maut.

Sementara itu, di luar gua, ribuan orang bekerja siang dan malam. Tentara menggali lubang di bukit untuk mengalihkan aliran air hujan, warga desa menyumbangkan waktu dan tenaga untuk membantu, dan keluarga para anak hanya bisa berdoa menunggu kabar baik. Koordinasi antara pemerintah Thailand, penyelam internasional, dan tim medis berjalan dengan sangat hati-hati karena tekanan waktu semakin besar. Setiap jam yang berlalu berarti oksigen di dalam gua semakin habis.

Ketegangan meningkat ketika hujan kembali turun deras, membuat air di gua semakin tinggi. Rick Stanton dan John Volanthen tahu bahwa jika mereka tidak segera bertindak, semua orang di dalam bisa mati tenggelam. Dengan keberanian dan ketepatan luar biasa, mereka memimpin operasi penyelamatan yang berlangsung selama beberapa hari. Satu per satu anak dibawa keluar, disusul pelatih mereka. Prosesnya sangat lambat, setiap perjalanan bisa memakan waktu hingga enam jam.

Di tengah operasi itu, beberapa penyelam hampir kehilangan nyawa karena kelelahan dan sempitnya ruang gerak. Bahkan salah satu penyelam Thailand, Saman Kunan (Sukollawat Kanarot), meninggal dunia saat membawa tabung oksigen. Pengorbanannya menjadi simbol keberanian sejati dalam operasi ini.

Akhirnya, setelah lebih dari dua minggu sejak mereka terperangkap, seluruh tim Wild Boars berhasil diselamatkan. Dunia pun bersorak lega. Semua anak dan pelatihnya selamat, meski dalam kondisi lemah. Mereka menjadi simbol keteguhan dan semangat manusia untuk bertahan hidup bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun.

Melalui kisah nyata ini, Thirteen Lives menggambarkan bagaimana keberanian, kerja sama lintas negara, dan pengorbanan bisa menyelamatkan nyawa banyak orang. Tidak hanya tentang penyelaman dan teknik, tetapi juga tentang kemanusiaan yang bersatu dalam satu tujuan, yakni membawa anak-anak itu pulang ke keluarga mereka.

Namun, pertanyaan pun tersisa setelah semua selesai. Apa yang sebenarnya mendorong para penyelam rela mempertaruhkan nyawa demi anak-anak yang bahkan tidak mereka kenal? Apakah keberanian itu lahir dari empati, rasa tanggung jawab, atau sesuatu yang lebih dalam dari sekadar misi penyelamatan?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel

Viggo Mortensen Rick Stanton
Colin Farrell John Volanthen
Joel Edgerton Harry Harris
Tom Bateman Chris Jewell
Paul Gleeson Jason Mallinson
Girati Sugiyama Lek
Teeradon Supapunpinyo Coach
Pasakorn Hoyhon Chai
Tanatat Srita Arm
Nophand Boonyai Thanet Natisri

Jadwal Film