Fakta Menarik di Balik Layar Series 'ZONA MERAH' - Mulai dari Inspirasi Cerita hingga Tantangan yang Harus Dihadapi saat Syuting

Penulis: Natasha Ardiah Rachman

Diterbitkan:

Fakta Menarik di Balik Layar Series 'ZONA MERAH' - Mulai dari Inspirasi Cerita hingga Tantangan yang Harus Dihadapi saat Syuting
Sidharta Tata, Aghniny Haque, Fajar Martha Santosa (Credit: KapanLagi.com/Natasha Ardiah)

Kapanlagi.com - Vidio Original Series kembali menggemparkan para pecinta serial dengan menghadirkan series terbarunya yang bertajuk ZONA MERAH. Series kali ini bertemakan thriller, horor, dan dipadukan dengan action.

Serial yang disutradarai oleh Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa ini dibintangi oleh para bintang aktor dan aktris ternama di Indonesia seperti Aqhniny Haque sebagai Maya, Andri Mashadi sebagai Risang, Lukman Sardi sebagai Zaenal, Devano Danendra sebagai Adi, Maria Theodore sebagai Ella, Ruth Marini sebagai Dyah Ayu, Haru Sandra sebagai Dandy, dan Dian Sidik sebagai Seno. Vidio Original telah meresmikan perilisan serial terbarunya dengan melakukan press conference di SCTV Tower, Jakarta Pusat.

Melalui drama thriller ini, Vidio Original Series ingin menghadirkan sebuah tontonan bertemakan tantangan yang cukup tidak biasa dan menjadi hal yang baru untuk ditonton masyarakat Indonesia. Dalam press conference tersebut, para sutradara dan pemain mengungkapkan kejadian menarik di balik layar dari series ZONA MERAH. Yuk, simak fakta menarik di balik layar ZONA MERAH dalam artikel ini ya, KLovers!

1. Inspirasi Cerita 'ZONA MERAH'

ZONA MERAH sendiri merupakan series yang menceritakan tentang adanya wabah mayit yang terjadi di suatu desa dan ditambahkan dengan adanya bumbu-bumbu konflik dari para kaum elit serta digabungkan dengan cerita urban legend yang terkenal di Indonesia.

Dalam wawancara bersama media, Fajar Martha Santosa, selalu sutradara dalam series ini menjelaskan bahwa memang ada cerita urband legend yang kami masukkan dan menjadi inspirasi tim untuk membuat sebuah cerita yang kompleks.

"Ada urban legend yang kami gunakan di sini dan urban legend itu sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, tapi saya gak bisa ngomong sekarang karena itu ngeri banget," ucap Fajar Martha Santosa, director ZONA MERAH, pada Selasa (8/10) di SCTV Tower, Jakarta Pusat.

Rekan sutradaranya, Sidharta Tata, mengungkapkan lebih lanjut bahwa urban legend yang akan mereka pakai digunakan agar cerita semakin dekat dan lokal dengan masyarakat Indonesia.

"Dari apa yang kami pelajari dan apa yang kami riset, itu memang nanti kita akan menggunakan cara-cara ilmiah. Tapi karena yang menjadi menarik adalah karena kita ada di Indonesia, maka kemudian nanti akan ada sedikit percampuran yang akan tersebut secara verbal di adegan bahwa bunga ini dipercaya sebagai sesuatu yang menyembuhkan sejak turun-temurun. Ini kan hal-hal yang selalu kita dengar setiap kali di tempat yang masih percaya hal mistis atau hal tradisional yang masih dipercaya. Jadi, dari kebiasaan-kebiasaan itu kemudian kita menciptakan itu menjadi sesuatu yang sangat dekat dengan kita," jelas Sidharta Tata.

(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Perasaan Aghniny Haque saat Syuting Series 'ZONA MERAH'

Aghniny Haque sebagai seorang yang memerankan karakter utama dalam serial ZONA MERAH mengungkapkan bahwa perlakuan yang ia dapatkan selama ia syuting series ini sangat sehat dan menyenangkan. Aktris cantik berusia 27 tahun tersebut juga menjelaskan bahwa dirinya banyak sekali mendapatkan momen-momen yang berkesan selama syuting serial thriller action ini.

"Dari hari pertama syuting sampai hari terakhir berkesan banget karena selalu ada tantangan-tantangan yang harus diselesaikan. Terus juga, gimana caranya karakter aku bisa berbeda dari karakter-karakter yang pernah aku mainin. Ketiga, staminanya. Pasti gak main-main juga karena berasa banget aku ngerasanya sih beneran syuting dari bulan Februari sampai bulan Mei gitu dan wow, kayak no excuse,"

Karena adanya adegan action pertarungan dalam series ini, Aghniny juga menjelaskan bahwa ia sampai harus menonton series dan film yang bertemakan zombie agar mampu memerankan karakter Maya sebaik mungkin.

"Lebih banyak nonton sih kayak series-series zombie atau juga film-film zombie, terus banyak diskusi juga sama Mas Tata dan Mas Fajar," sambungnya.

3. Tantangan saat Syuting 'ZONA MERAH'

Dalam hal produksi sebuah film maupun series, tentu saja hal tersebut tak luput dari tantangan yang ada. Sang sutradara, Fajar Martha Santosa pun menjelaskan tantangan-tantangan yang mereka hadapi selama proses pembuatan series sedang berlangsung.

"Tantangannya banyak banget. Kalau tadi kita ingat-ingat itu, setiap harinya kita bahkan mengerjakan minimal itu tuh scene dengan 100 orang ekstra. 100 orang figuran gitu yang akan entah jadi mayit, entah itu jadi warga, entah keduanya kejar-kejaran. Tapi minimal setiap harinya ada satu scene sebesar itu," ungkap Fajar Martha Santosa.

"Lalu kemudian ada tantangan-tantangan lain soal cuaca dan tantangan lain soal make up nya harus dibenahi ketika ada scene yang gak berjalan dengan baik dan harus kita take ulang. Belum lagi soal lokasi yang ljaraknya, misalnya jarak dari monitor ke set, kemudian lokasi dari teman-teman yang lari kejar-kejaran begitu luasnya gitu dan harus diulang lagi. Bayangin aja itu 4000 orang gitu jalan lagi ngulang dari awal. Ya gitu-gitu sih tantangannya," lanjutnya.

4. Cukup Kesulitan Mengembangkan Karakter Ella

Salah satu yang menjadi tantangan saat pembuatan film ini adalah pengembangan setiap karakter yang ada dalam series ini. Sidharta Tata mengungkapkan bahwa setiap karakter memiliki kompleksitas mereka masing-masing, tapi untuk karakter Ella, ia cukup kesulitan untuk mengembangkan karakter dari tokoh tersebut.

"Kalau ngomongin karakter Ella ini, dia itu satu karakter yang susah sekali ditebak. Nanti kalian akan tau bahwa dia itu bergerak sebagai seorang selebgram, tapi ketika ada sesuatu kejadian yang terjadi cukup besar di hidupnya, itu kayak seolah Ia terbuka dan dalam sekejap akan menjadi pribadi yang berbeda sekali. Kita waktu itu mengembangkan karakternya sedikit kompleks. Maksudnya itu lumayan rumit bagaimana kita menciptakan karakter itu karena dia itu karakter yang nantinya akan muncul terus, tapi ia selalu punya sesuatu yang memang kadang-kadang meledak-ledak, kadang-kadang harus ia simpan karena memang trauma-trauma yang muncul ke dalam hidupnya dia itu jadi harus digerakkan dengan cara yang sangat spesifik," jelas Sidharta Tata.

Namun, Sidharta Tata juga merasa cukup beruntung dengan adanya para pemain yang mampu membawa karakter mereka masing-masing dengan baik.

"Beruntungnya tadi, seperti yang saya bilang, kita punya Aghniny Haque, kita punya Maria Theodore, kita punya Devano Narendra, dan Lukman Sardi, maka bagaimana cara mereka menginterpretasikan karakter mereka masing-masing itu membuat kami semua takjub," lanjutnya.

5. Lebih dari Sekadar Film Horor

Tidak seperti kebanyakan film atau series horor lainnya, series ini mengusung cerita yang bertemakan campuran antara horor, thriller, action, drama, hingga black comedy. Sidharta Tata menjelaskan bahwa series ini akan menjadi paket komplit yang tidak hanya berpatok dengan unsur mistis saja.

"Kalau kita bicara series ini, ini tuh jadi sesuatu yang kita bisa bermain dengan banyak hal dengan mengombinasikan antara action, thriller, horror, bahkan black comedy. Artinya nanti kalian ketika melihat series ini tuh akan jadi paket komplit," ungkap Sidharta Tata.

Fajar Martha Santosa juga menjelaskan bahwa series ini nantinya tidak hanya menceritakan hal yang seram serta dipenuhi oleh jumpscare saja, tetapi banyak sekali drama yang bisa diculik dari cerita masing-masing tiap tokohnya.

"Kita punya cerita yang lain, kita punya cerita soal Maya yang mencari adiknya, cerita soal Risang yang lagi mencari berita, cerita tentang Adi yang mencari jati dirinya, cerita tentang Maria Theodore yang sedang berjibaku dengan hidupnya sendiri. Nah itu, berkumpul menjadi satu di kota bernama Rimbalaya yang pusatnya berada di Jawa Tengah yang penduduknya lokal tadi," jelas Fajar Martha Santosa menambahkan.

Gimana nih KLovers setelah mengetahui fakta menarik di balik layar series ZONA MERAH? Jadi makin penasaran buat nonton kan? KLovers bisa menonton series ZONA MERAH di aplikasi Vidio yang akan tayang mulai 8 November 2024 mendatang ya!

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

Rekomendasi
Trending