Fakta Menarik Film 'CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA', Hadirkan Sinematografi Khas Drakor

Penulis: Adristi Putri Febrianti

Diterbitkan:

Fakta Menarik Film 'CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA', Hadirkan Sinematografi Khas Drakor
(Credit Poster Film: www.imdb.com)
Kapanlagi.com -
Ditulis oleh: Adristi Putri Febrianti
CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA (CTSDK) menghadirkan sentuhan romansa yang realistis dengan nuansa khas ala drama Korea. Dibintangi oleh Lutesha, Ganindra Bimo, dan Jerome Kurnia, film ini mengajak penonton menyelami perjalanan emosional yang penuh dilema, tetapi tetap terasa ringan dan menghibur.

Mengangkat tema cinta segitiga yang klasik namun tetap relevan, CTSDK menawarkan perspektif baru dalam dunia perfilman Indonesia. Film ini berhasil memadukan elemen sinematografi, karakterisasi, dan gaya penceritaan yang jelas terinspirasi dari drama Korea. Sentuhan tersebut menjadikan kisah ini terasa lebih segar dan menarik.

Namun, apakah perpaduan gaya KDrama dengan cerita bernuansa lokal berhasil disampaikan? CTSDK mencoba menjawab tantangan ini dengan menghadirkan konflik dan emosi yang dekat dengan realitas Indonesia, memberikan pengalaman menonton yang unik sekaligus relatable bagi penontonnya.

1. Hadirkan Kisah Romansa yang Realistis

Judul CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA sudah memberi gambaran bahwa film ini tidak menawarkan kisah romansa sempurna seperti yang sering terlihat dalam drama Korea. Ceritanya berpusat pada Dhea (Lutesha), yang awalnya menjalani hubungan bahagia bersama kekasihnya, Bimo (Ganindra Bimo). Namun, semuanya berubah ketika ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya, Julian (Jerome Kurnia), di Seoul.

Alih-alih menonjolkan kisah cinta ideal, CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA menggali lebih dalam kompleksitas hubungan manusia. Ketidaksempurnaan dalam karakter para tokohnya membuat cerita terasa lebih nyata dan relatable bagi penonton. Pendekatan ini memberikan perspektif baru pada hubungan percintaan yang jauh dari sempurna.

Konflik cinta segitiga yang dialami Dhea tidak hanya berkisar pada "siapa yang akan ia pilih," tetapi juga membawa refleksi mendalam tentang harapan dan apa yang sebenarnya ia cari dalam hidup. Dengan pendekatan yang realistis, CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA menawarkan cerita yang penuh makna tanpa kehilangan daya tariknya.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Hadirkan Para Pemain yang Memukau

Para aktor CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA berhasil memberikan performa luar biasa dalam menghidupkan karakter masing-masing. Lutesha, yang biasanya dikenal lewat perannya sebagai karakter "emo," berhasil memberikan transformasi sempurna sebagai Dhea, seorang protagonis modern ala drama Korea yang menggemaskan tetapi tetap tegas.

Ganindra Bimo tampil memukau sebagai Bimo, seorang pria dewasa yang lembut dan penuh pengertian, sangat berbeda dari citra biasanya sebagai aktor laga. Sementara itu, Jerome Kurnia memberikan warna baru sebagai Julian dengan kemampuan berbahasa Korea yang autentik, menambah kedalaman karakter sebagai seseorang yang sudah lama tinggal di Korea Selatan.

Tak kalah mencuri perhatian, Dea Panendra memerankan Kikan dengan sangat apik, menjadikannya scene stealer dalam beberapa adegan. Kehadirannya memberikan keseimbangan sempurna antara elemen drama dan komedi, sehingga memperkaya dinamika cerita CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA.

3. Sinematografi Khas Drakor

Berlatar di Seoul dan Jakarta, CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA memanfaatkan keindahan visual dari kedua kota untuk menciptakan kontras yang memukau. Adegan-adegan di Seoul, seperti di Namsan Tower dan Sungai Han, menampilkan suasana romantis yang sangat akrab bagi para penggemar drama Korea.

Di sisi lain, Meira Anastasia menghadirkan Jakarta dengan pendekatan yang segar dan unik. Ia berhasil menampilkan sisi lain ibu kota dengan menggambarkan keindahan sudut-sudut perkampungan yang jarang diangkat dalam film Indonesia, memberikan perspektif baru yang memikat.

Selain itu, penggunaan palet warna cerah semakin mempertegas nuansa khas drama Korea dalam film ini. Kombinasi visual dari dua kota ini membuat CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA tidak hanya menarik secara cerita tetapi juga memanjakan mata penonton.

4. Durasi Terlalu Singkat dan Plot Padat

Dengan durasi 118 menit, CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA berupaya merangkum berbagai konflik, mulai dari cinta segitiga hingga isu persahabatan dan perempuan. Namun, keterbatasan durasi membuat beberapa subplot terasa kurang tergali secara mendalam, sehingga potensi emosinya tidak sepenuhnya terpenuhi.

Meskipun alur cerita terbilang cukup padat, film ini tetap mampu menjaga perhatian penonton hingga akhir. Transisi antar babak dikelola dengan baik, memungkinkan emosi penonton untuk terus mengalir sesuai dengan dinamika cerita.

Puncaknya, plot twist dramatis ala makjang khas drama Korea memberikan sentuhan emosional yang mengesankan. Babak akhir yang kuat ini berhasil menyatukan seluruh elemen cerita, memberikan kesimpulan yang memuaskan sekaligus menyentuh.
Jangan lupa nonton ya! Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending