'Miss Kadaluwarsa', Kembalikan Makna Cinta Sesungguhnya

Kapanlagi.com - Pertunjukan drama musikal Miss Kadaluwarsa yang dibintangi Uly Hardinansyah dan Sarah Sechan di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (23/5) malam, mengajak penonton merenungkan makna cinta yang mulai memudar seiring perkembangan zaman.Miss Kadaluwarsa yang merupakan produksi ke delapan Eksotika Karmawibhangga Indonesia ini memadukan tari, teater, musik, dan lagu di bawah arahan sutradara Rusdy Rukmarata dan Nanang Hape, koreografi oleh Rudy Wowor, sedangkan penata artistik dan kostum oleh Samuel Wattimena.Selain Sarah dan Uly, drama musikal ini juga diperkuat oleh Takako Leen (penari utama Eki Dance Company), Aida Nurmala (Film ARISAN!), Ira Duaty (model, presenter), Netta Kesumah Dewi (penyanyi, pemain MENDADAK DANGDUT), dan Sita RSD (penyanyi).Melalui tiga tokoh utama, Shiva (Sarah Sechan), Narcisi (Takako Leen), dan dokter Fauzi (Uly Hardinansyah), drama musikal ini bercerita tentang perempuan urban masa kini yang pada usia tertentu dituntut memenuhi berbagai nilai yang berlaku di masyarakat dan menjalani aturan stereotip perempuan.Drama dua babak ini mengisahkan Shiva, seorang perempuan dengan harta melimpah, cantik, glamor, namun miskin kasih sayang orang tua yang bersahabat dengan Narcisi, perempuan desa yang berhasil mengubah hidupnya menjadi perempuan karir yang sukses namun perfeksionis, memikirkan dirinya sendiri, dan penuh hasrat mengaktualisasikan diri.Narcisi yang telah dianggap cukup matang untuk menikah oleh ibunya menjalin hubungan asmara dan nyaris menikah dengan Fauzi, seorang dokter ahli kandungan (ginekolog) yang tampan, gaya cuek, dan menjadi pujaan banyak wanita.Segala kelebihan yang dimiliki Narcisi ternyata membuat Shiva iri yang ingin merebut kebahagiaanya melalui Fauzi yang sesungguhnya tak benar-benar berniat menikahi Narcisi.Konflik terjadi ketika Narcisi akhirnya mengetahui perselingkuhan antara Shiva dan Fauzi. Percekcokan kedua perempuan itu tak terhindarkan hingga berimbas pada kandasnya hubungan Narcisi dan Fauzi.Sang produser pementasan, Aiko Senosoenoto mengungkapkan persiapan drama musikal yang terinspirasi dari buku Seks and the Cookies (Inggrid Widjanarko) ini dilakukan selama lebih dari satu tahun."Persiapannya cukup lama dan sempat mengalami perubahan konsep hingga empat kali. Perubahan ini untuk menghasilkan yang terbaik bagi penonton," ujarnya dalam pidato sambutannya sebelum pertunjukan.Mengenai makna cinta yang menjadi garis besar dalam drama kali ini, Aiko mengungkapkan setiap perempuan berhak merasakan kebahagiaan atas pilihan hidupnya, tidak atas desakan orang tua atau norma yang berlaku di sekitarnya.Demikian halnya soal pilihan untuk menikah atau tidak, hal itu sepenuhnya menjadi pilihan perempuan itu sendiri. Seperti yang dituturkan ayah Narcisi di akhir cerita, bahwa menikah adalah untuk bahagia, lebih baik menunda menikah sampai menemukan jodoh yang tepat daripada menikah dengan orang yang tidak tepat dan berakhir dengan perceraian."Selayaknya perempuan berhak untuk bahagia meski apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan pandangan atau kebiasaan orang banyak," demikian ujar Aiko yang pernah dinobatkan sebagai 'Fun, Fearless Female' versi sebuah majalah perempuan ini. 

(*/boo)

Rekomendasi
Trending