Sejarah di Balik Cannes Film Festival, Ternyata Lebih Tua dari Kemerdekaan Indonesia

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Sejarah di Balik Cannes Film Festival, Ternyata Lebih Tua dari Kemerdekaan Indonesia
Sejarah di Balik Cannes Film Festival (credit: instagram/festivaldecannes)

Kapanlagi.com -

Cannes Film Festival jadi salah satu festival film paling bergengsi. Namun setiap kali digelar, kini perhatian publik sering kali terpusat pada karpet merah (red carpet) saja. Maklum, Cannes Film Festival memang punya tradisi karpet merah paling glamor di dunia. Namun di luar momen red carpet tersebut, Cannes Film Festival ternyata punya sejarah panjang.

Bukan sekadar festival, Cannes Film Festival ternyata berakar dari konflik politik dan idealisme kebebasan seni. Festival film ini konon dibentuk pada masa-masa gelap menjelang Perang Dunia II. Bahkan, Cannes pertama kali direncanakan sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1939.

Jadi makin penasaran kan dengan sejarah dan perjalanan panjang Cannes Film Festival dari awal dibentuk hingga akhirnya sebesar ini? Untuk mengetahuinya, langsung saja simak uraian berikut ini.

1. Latar Belakang dan Pendiri Cannes Film Festival

Latar Belakang dan Pendiri Cannes Film Festival

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Cannes Film Festival dirancang pertama kali pada 1939 sebagai reaksi terhadap dominasi politik dalam ajang film Venice Mostra yang kala itu dipengaruhi kuat oleh rezim Nazi dan fasis Italia. Pemicu utamanya adalah saat film propaganda Nazi OLYMPIA dan film Italia LUCIANO SERRA, PILOT mendapat penghargaan tertinggi, mengalahkan film Amerika yang sebenarnya lebih unggul secara kualitas.

Merasa festival telah menjadi alat propaganda, negara-negara seperti Prancis, Amerika, dan Inggris pun memboikotnya. Seorang diplomat Prancis bernama Philippe Erlanger kemudian mengusulkan dibentuknya festival baru yang benar-benar bebas dari campur tangan politik.

Ide ini didukung oleh Menteri Pendidikan Prancis saat itu, Jean Zay. Kota Cannes akhirnya terpilih karena daya tarik pariwisata serta kesiapan infrastrukturnya. Sayangnya, edisi perdana yang direncanakan pada 1 September 1939 harus dibatalkan karena bersamaan dengan pecahnya Perang Dunia II.

(Sule bicara tentang kondisi kesehatannya, ternyata penyakitnya nggak cuma satu.)

2. Penghargaan Tertinggi: Palme d'Or

Penghargaan Tertinggi: Palme d'Or

Palme d'Or atau Palem Emas adalah penghargaan tertinggi di Cannes, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1955. Penghargaan ini diberikan kepada film terbaik yang dinilai oleh juri internasional yang berubah setiap tahun. Selain Palme d'Or, ada pula penghargaan Grand Prix dan Jury Prize yang juga tak kalah prestisius.

Festival ini menjadi ajang peluncuran strategis bagi film-film unggulan dunia. Tak jarang, film yang menang di Cannes kemudian melaju ke panggung penghargaan lainnya seperti Oscar atau BAFTA, menjadikan Cannes sebagai barometer kualitas dan eksistensi global film tersebut.

3. Perkembangan dan Dampaknya bagi Dunia

Perkembangan dan Dampaknya bagi Dunia

Setelah resmi diselenggarakan pada 20 September 1946, Cannes langsung menyedot perhatian dunia film. Dengan partisipasi 18 hingga 19 negara dan juri internasional, ajang ini menjadi panggung film internasional yang kredibel. Di era 1950-an, festival ini makin disorot karena kehadiran para ikon seperti Grace Kelly, Kirk Douglas, Sophia Loren, hingga Pablo Picasso.

Meski sempat menghadapi ketegangan politik saat Perang Dingin yang berujung sensor film, Cannes tetap bertahan dan menegaskan kebebasan berekspresi dengan menghapus aturan sensor pada tahun 1957. Kini, Cannes menjadi bagian dari The Big Three, bersama Venice dan Berlin. Festival ini juga membuka ruang luas bagi film non-Hollywood, film independen, dan sineas dari negara berkembang.

Beberapa karya Indonesia yang pernah diputar di Cannes antara lain TJUT NYAK DHIEN, MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK, hingga film pendek PRENJAK yang bahkan meraih penghargaan di kategori film pendek terbaik.

4. Agenda di Cannes Film Festival

Cannes telah banyak mengalami modernisasi sejak awal pelaksanaannya. Kini, festival ini rutin digelar setiap bulan Mei, dengan sistem seleksi yang ketat dan bertaraf internasional. Tidak hanya pemutaran film kompetisi dan non-kompetisi, Cannes juga menghadirkan Critic's Week dan Directors' Fortnight sebagai bagian dari program film alternatif.

Festival ini tak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga tempat penting untuk diskusi, kolaborasi, dan networking industri perfilman dunia. Di balik kemewahan red carpet, ada semangat kuat untuk mendorong kreativitas, keberagaman, dan keberanian dalam bercerita melalui film.

Temukan berbagai ulasan menarik dari dunia hiburan di kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Tom Holland alami gegar otak ringan saat lakukan syuting SPIDER-MAN: BRAND NEW DAY.)

Rekomendasi
Trending