Kapanlagi.com - Dominasi kromatik biru menghiasi warna panggung yang semula gelap, kini terisi sorot lampu yang mengiringi penampilan Architecture in Helsinki pada kisaran pukul 22.00 WIB, Sabtu (10/03). Band indie pop asal Victoria, Australia ini langsung membawakan Desert Island sebagai lagu pembuka, dan sontak mendapat sambutan hangat dari sekitar seribu penggemar yang telah memadati venue Fairgrounds ex Bengkel Night Park, di kawasan SCBD Sudirman, Jakarta.Hold Music, Like It Or Not, Souvenirs, dan Everything’s Blue, menjadi lagu selanjutnya dari band yang digawangi oleh Cameron Bird (vokal, gitar), Gus Franklin (trombone, drum), Jamie Mildren (bass, keyboard), Sam Perry (gitar), dan Kellie Sutherland (klarinet, vocal, keyboard) dengan sentuhan beat-beat yang enerjik. Lantai venue seperti tektonik gempa karena dansa-dansa kecil yang dilakukan para penonton yang sebelumnya dipanaskan dengan penampilan Bottlesmoker, duo electric asal Bandung yang tampil memukau mengenakan kostum astronot dan topi ala suku Indian, lengkap dengan gelembung sabun dan video drawing yang dibuat seniman asal Perancis sebagai variasi panggung.“Hahaha… Jakarta, ayo berdansa!” ajak Kellie Sutherland ketika para personel Architecture in Helsinki lainnya berotasi dengan bertukar posisi sambil melakukan dansa serempak di atas panggung dengan membawakan lagu-lagu macam: That Beep, Denial Style, Escape E, Debbie, dan It5! yang diikuti penonton secara berjamaah.Applause meriah dari barisan penonton mengakhiri koor masal saat lagu Do The Whirlwind usai dibawakan. Sang vokalis Cameron Bird, dengan gerakan moonwalk ala Michael Jackson memberi keceriaan lain dari konser yang dipromotori Nubuzz Network.Hingga tanpa terasa Wish Bone, W.O.W, I Know Deep Down, dan Contact High, menjadi lagu penutup. Mereka memberi dua lagu encore, Maybe You Can Owe Me, dan Heart It Races yang akhirnya menjadi dansa terakhir yang dilakukan penggemar bersama kelima personel Architecture in Helsinki di Indonesia.