Kapanlagi.com - Tisna, asisten pribadi almarhum Iwan Tirta, menceritakan kronologis selama proses kritis, hingga perancang busana batik itu menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit. "Awalnya memang beliau sempat merasakan sesak nafas sekitar tanggal 21 Juli, nah saya diminta bapak untuk telepon ke Prof Hanafiah, beliau bisa menerima karena praktek di RS Harapan Kita. Setelah menjalani pemeriksaan keadaannya tambah sesak," ungkapnya saat ditemui di rumah duka Jl. Panarukan 25, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (31/7) siang."Akhirnya saya memutuskan membawa ke RS Gatot Subroto, berhubung mati lampu di kawasan Menteng, bapak tanya ke saya 'mau dibawa ke mana saya?' Saya bilang mau ke RSPAD, tapi beliau meminta saya bawa ke RS ABDI Waluyo saja karena lebih dekat," sambungnya.Masuk ke UGD, lanjut Tisna, langsung ditangani, dan menurut dokter ada infeksi paru-paru dan jantung, dan air urine-nya keluar sedikit serta harus diambil tindakan cuci darah.Tisna belum mendapatkan keterangan jelas secara medis, yang menyebabkan almarhum berpulang. Namun yang jelas dokter telah berusaha sekuat tenaga, dan Allah punya kehendak atas hambanya."Saya belum ketemu dokter lagi sejak tadi pagi, karena beliau sudah berusaha sekuat mungkin untuk menolong pak Iwan Tirta, tapi Allah berkehendak lain. Akhirnya sampai di situ juga," terangnya.