Opick, Novel 'DI BAWAH LANGIT' Untuk Dukung Versi Film

Opick, Novel 'DI BAWAH LANGIT' Untuk Dukung Versi Film Opick

Kapanlagi.com - Novel DI BAWAH LANGIT yang diluncurkan hari Rabu (27/01/2010) merupakan karya penyanyi religi Opick yang menceritakan tentang perjuangan kasih sayang dan kehidupan kemiskinan masyarakat pesisir pantai yang dikemas dalam prespektif keagamaan."Buku ini berkisah bagaimana kehidupan masyarakat pesisir pantai yang masih memegang teguh keyakinan dalam kemiskinan beserta berbagai masalahnya," jelas pelantun lagu Tombo Ati itu dalam peluncuran novelnya, di Jakarta, Rabu (27/01/2010).Berbeda dari novel yang telah ada yang menginspirasi pembuatan film, maka novel DI BAWAH LANGIT ini justru terinspirasi dari film yang telah dibuat terlebih dahulu dengan judul yang sama. Versi filmnya sendiri akan ditayangkan serentak di bioskop seluruh Indonesia pada 18 Maret 2010 mendatang. Dalam film tersebut Opick, selain sebagai sutradara dan penata musik, juga berperan sebagai Gelung, tokoh utama dari film tersebut.Pria bernama lengkap Aunur Rofiq Lil Firdaus ini menggandeng novelis lainnya,Taufiqurrahman Al-Azizy untuk menulis dan mengemas novel yang mengisahkan cinta segitiga ini. Opick mengatakan novel ini diharapkan mampu menjembatani ide-idenya yang tidak tertampung di filmnya akibat durasi film yang terbatas. "Sebenarnya banyak tayangan di film ini yang dipotong akibat terbatasnya durasi. Kerja sama ini dilakukan agar novel in bisa lebih luas dan berkembang, namun tetap berpedoman pada film yang telah dibuat," jelasnya.Novel ini bercerita tentang seorang kyai yang tinggal di daerah pesisir pantai yang memiliki seorang putri bernama Maysaroh dan beberapa orang anak angkat, di antaranya Gelung dan Jaelani. Seiring dengan bertambahnya usia Maysaroh dan anak-anak angkatnya, persoalan pun mulai muncul. Maysaroh mencintai Gelung, begitupun sebaliknya. Namun, ayahnya berkehendak lain dengan menjodohkan Maysaroh dengan Jaelani yang dianggap memiliki ilmu keagamaan yang baik. Maysaroh tidak berdaya menolak kehendak ayahnya. Namun, cinta memang selalu menemukan jalannya yang terbaik. Kekecewaan Gelung terhadap keputusan ini pun mengubah hidupnya. Selain bercerita mengenai cinta segitiga yang rumit, novel ini juga mengisahkan anak-anak yatim yang butuh kasih sayang orang tua dan dikemas dalam kehidupan agama yang penuh persoalan kehidupan. Di sini juga diceritakan bagaimana kehidupan anak-anak yatim. Pada malam hari mereka mengaji, namun siang hari mereka mencopet dan mencuri. Meskipun novel ini merupakan kisah fiktif, Opick berusaha masuk ke dalam realitas kehidupan pesisir pantai yang sebenarnya. Hal ini juga dilakukan ketika membuat versi filmnya. Harapannya novel ini dapat diterima masyarakat dan memberikan inspirasi. Menurutnya, kisah novel ini menggambarkan bahwa kehidupan dan apa yang terjadi merupakan semata-mata kehendak Allah. "Luka, senang, kecewa, dan tawa semua sama saja. Yang terpenting bagaimana kita di hadapan Allah," tutur Opick.    

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

(ant/dar)

Rekomendasi
Trending