Kapanlagi.com - Gemas, jengkel, dan sayang, mungkin itulah perasaan yang kita rasakan terhadap PSSI. Minim prestasi namun banyak konflik. Terakhir dalam kongres PSSI-pun deadlock karena ricuh. "Kongres yang ricuh itu tanda bahwa perubahan drastis yang terjadi dalam PSSI butuh waktu panjang. Sebab gerombolan 78 itu tandanya. Mereka seperti penari-penari yang akan ikut ke mana gendang berbunyi. Sehingga dibutuhkan langkah lebih besar dari sekedar kongres," ujar Pandji Pragiwaksono ditemui di sela jadi MC di donor darah dalam rangka ulang tahun Coca Cola ke 125 tahun di FX Plasa, Jakarta, Senin (23/5).Jadi Pandji merasa sanksi diperlukan agar ada reformasi total di PSSI. "Mungkin pembekuan lebih baik.Terus gimana? Mulai dari nol lagi. Emang FIFA mau kasih sanksi apa? Toh kita enggak punya kontribusi internasional juga," tegasnya.Baginya enggak masalah kalau pun PSSI dibekukan oleh FIFA. "Kita mulai dari nol sehingga dari awal lebih baik lagi. Namun tetap kericuhan tetap terjadi terutama kala pemilihan ketua umum. Kenapa terus terjadi? Masalahnya kita belum punya sosok untuk memicu perubahan ini. Sementara gerombolan 78 seolah menggambarkan perubahan itu terjadi tapi orang-orang ternyata enggak bisa sehingga butuh orang yang benar-benar berani," paparnya.Meskipun banyak yang pesimis, sebagai pecinta bola, Pandji tetap optimis. "Harus yakin dan sebenarnya bisa. Tinggal berantem kuat-kuatan. Karena saat ini kita enggak bisa mengalami perubahan drastis namun mengarah ke arah lebih baik mulai terlihat walau enggak 100 %. Terkadang kita harus terima politik bermain di sana," imbuhnya. Ancaman sanksi oleh FIFA, menurutnya, tidak perlu dirisaukan. "Enggak masalah. Buat apa tanding ke luar negeri karena kita juga belum ada prestasi malah berantakan. Jadi rapikan dalam diri dulu aja," pungkasnya.