Perkembangan Podcast di Indonesia, dari Sekadar Ngobrol hingga Dikontrak Eksklusif - Para Selebriti pun Turut Melirik
Diperbarui: Diterbitkan:
Ilustrasi mendengarkan musik © Shutterstock.com
Kapanlagi.com - Podcast pertama kali dikenal di Indonesia sekitar tahun 2016 hingga 2017, ketika sejumlah kreator mulai membuat konten audio mandiri dan mengunggahnya ke platform seperti SoundCloud dan Anchor.
Pada masa awal ini, podcast belum begitu populer di kalangan masyarakat Indonesia dan hanya dikenal di komunitas terbatas, khususnya mereka yang aktif di bidang komunikasi, penyiaran, dan teknologi.
Salah satu tokoh awal yang dikenal sebagai pelopor podcast di Indonesia adalah Adriano Qalbi, seorang stand-up comedian dan mantan penyiar radio, melalui podcast-nya yang berjudul "Podcast Awal Minggu".
Advertisement
1. Semakin Banyak Penikmat
Seiring waktu, format podcast yang menawarkan konten audio tanpa visual ini mulai menarik perhatian karena bisa dinikmati sambil melakukan aktivitas lain seperti berkendara, bekerja, atau berolahraga. Hal ini menjadi keunggulan utama podcast dibandingkan dengan video atau artikel tertulis.
ada 2019, penetrasi podcast semakin meluas setelah Spotify—salah satu platform streaming musik terbesar di dunia—menambahkan fitur khusus podcast dalam aplikasinya. Langkah ini memudahkan pengguna untuk menemukan dan mendengarkan podcast favorit mereka secara lebih praktis.
(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)
2. Platform Bersaing
Kemunculan Spotify sebagai rumah baru bagi podcast turut mendorong tumbuhnya berbagai konten lokal. Podcast seperti Podkesmas (Podcast Kesehatan Masyarakat) yang digawangi oleh mantan penyiar radio, yaitu Imam Darto, Surya Insomnia, Angga Nggok, dan Ananda Omesh, menjadi populer karena formatnya yang ringan, lucu, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Podcast ini juga menandai pergeseran tren dari podcast independen menjadi produksi profesional dengan studio, editor, dan manajemen khusus.
Selain Spotify, platform lokal seperti Noice juga mulai hadir untuk menampung dan mengembangkan konten audio lokal. Didirikan pada 2018 oleh Mahaka Radio Digital, Noice berfokus pada pengembangan podcast dan audio series berbahasa Indonesia.
3. Gandeng Nama Besar
Mereka bahkan menggandeng nama-nama besar seperti Deddy Corbuzier dan Rintik Sedu untuk membuat konten eksklusif. Pada 2022, Noice mencatat memiliki lebih dari 2,5 juta pengguna aktif dan lebih dari 100 judul podcast eksklusif yang mencakup genre hiburan, horor, kesehatan mental, hingga religi.
Popularitas podcast di Indonesia juga tak lepas dari partisipasi para public figure dan selebritas yang ikut terjun ke dunia ini. Selain Deddy Corbuzier dengan podcast #CloseTheDoor, ada juga Risa Saraswati dengan Jurnalrisa yang berisi cerita horor berdasarkan pengalaman supranatural pribadinya.
4. Kontrak Eksklusif
Dalam perkembangannya, podcast di Indonesia mengalami transformasi dari konten gratis menjadi bisnis yang menjanjikan. Beberapa podcast kini dikontrak eksklusif oleh platform seperti Spotify dan Noice, sehingga hanya bisa diakses oleh pengguna yang berlangganan atau menggunakan aplikasi tertentu. Model ini membuat podcast menjadi salah satu sektor industri kreatif yang menguntungkan, baik bagi kreator maupun platform.
Transformasi lain yang terjadi adalah dari segi produksi. Podcast yang sebelumnya hanya direkam menggunakan peralatan sederhana dan diedit secara mandiri, kini sudah banyak yang diproduksi secara profesional di studio dengan tim produksi lengkap.
Beberapa bahkan berkembang menjadi perusahaan seperti Podkesmas Asia Network, yang menaungi sejumlah program podcast lain dan memperluas bisnis ke merchandise serta live show.
5. Format Video
Selain itu, podcast di Indonesia mulai berkembang ke format video. Banyak kreator kini tidak hanya mengunggah versi audionya ke Spotify atau Noice, tetapi juga membuat versi video untuk diunggah ke YouTube.
Strategi ini terbukti efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan potensi pendapatan melalui iklan video. Format ini disebut sebagai "vodcast" atau video podcast, yang kini menjadi tren baru di industri ini.
Menurut laporan DailySocial.id dan Katadata Insight Center, pertumbuhan konsumsi podcast di Indonesia naik signifikan pada masa pandemi COVID-19, di mana masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.
6. Pertumbuhan Tercepat
Saat itu, topik-topik seperti kesehatan mental, hiburan, dan horor menjadi yang paling banyak didengarkan. Data dari Spotify juga menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan podcast tercepat di Asia Tenggara.
Kini, podcast telah menjadi bagian penting dari lanskap media digital di Indonesia. Dari yang awalnya hanya konten iseng dan hobi pribadi, podcast berkembang menjadi media alternatif yang serius dan profesional.
Dengan terus berkembangnya teknologi, meningkatnya minat masyarakat, dan munculnya dukungan dari berbagai platform, podcast diperkirakan akan terus tumbuh sebagai salah satu bentuk media paling relevan di era digital saat ini.
(Ramai kabar perceraian dengan Raisa, Hamish Daud sebut tudingan selingkuh itu fitnah.)
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Deretan Aksesori yang Bikin Gadget Gen Z Makin Ciamik, Wajib Punya Nih!
