
Tasya Rosmala Hingga Syahiba Saufa Bawakan Hits Lawas Dengan Aransemen Dangdut
Diperbarui: Diterbitkan:

Credit: Istimewa
Kapanlagi.com - Industri musik Tanah Air tentu saja tidak bisa lepas dari yang namanya musik dangdut dan melayu. Sudah bisa dipastikan bahwa musik ini mempunyai tempat tersendiri di hati sebagian besar penikmat musik lokal. Nama besar seperti Rhoma Irama yang mendapat gelar sebagai Raja Dangdut Indonesia, Mansyur S, Elvi Sukaesih, Ikke Nurjanah sampai Inul Daratista sudah cukup dekat dengan masyarakat Indonesia.
Hadir sejak akhir tahun 60-an, Dalam perjalanannya dangdut di Tanah Air pada akhirnya menjadi lebih dari sekedar musik tapi bisa dikatakan sebagai salah satu identitas budaya. Walaupun, sempat ada stigma yang melekat kalau musik ini hanya popular dan dikonsumsi oleh kalangan yang berasal dari kelas menengah ke bawah.
Dalam periode beberapa tahun belakangan ini sepertinya telah terjadi suatu fenomena baru. Lagu-lagu bergenre dangdut jenis koplo saat ini banyak dinikmati dan mendapatkan atensi dari anak-anak muda yang berasal dari latar belakang yang lebih variatif dan luas. Bisa dilihat dari banyaknya lagu dari genre musik ini yang viral di platform sosial media ataupun jumlah pendengar yang cukup tinggi di digital streaming. Saat ini sudah sering kita dapati artis dangdut yang menghiasi daftar line-up di beberapa festival musik besar nasional yang mungkin di era sebelumnya hal ini cukup jarang terjadi.
Advertisement
1. Sub Label Baru Jadi Jawaban Fenomena yang Terjadi
Menangkap fenomena yang terjadi, Sony Music Entertainment Indonesia sebagai salah satu perusahaan rekaman besar di Tanah Air, akan turut berperan serta untuk membantu memajukan perkembangan musik dangdut dan melayu dengan membuat satu sub label baru yang dinamakan Megah Music.
Megah Music berdiri pada tahun 2021 silam. Beberapa nama seperti Yogie Nandes, Tasya Rosmala, Syahiba Saufa, Sasya Arkhisna, Vianty Arvy dan Alfin Habib adalah artis-artis muda yang saat ini berada dibawah naungan Megah Music. Tidak hanya itu saja, selain dangdut dan Melayu, Megah Music juga merilis lagu-lagu bernuansa tradisional dan religi. Bisa dibilang kalau Sony Music Indonesia adalah perusahaan rekaman internasional pertama di Indonesia yang membuat sub label yang fokus pada genre musik ini.
Ada hal unik yang saat ini sedang dijalankan oleh Megah Music yaitu menghadirkan lagu-lagu hits lama yang berasal dari beberapa katalog artis yang berada di naungan Sony Music Indonesia. Di mana lagu ini dibawakan ulang oleh artis Megah Music dengan aransemen musik bernuansa Dangdut. Lagu seperti Berhenti Berharap milik Sheila On 7 yang dibawakan ulang oleh Tasya Rosmala, Nakal milik Gigi yang dibawakan ulang oleh Syahiba Saufa dan Gelora Asmara”milik Derby Romero yang dibawakan oleh Sasya Arkhisna, cukup sukses mendapat respon yang sangat baik dari pendengar musik Tanah Air Lagu-lagu tersebut dihadirkan di semua platform musik digital.
“Sony Music Indonesia mempunyai banyak katalog lagu-lagu pop yang hits. Kami memikirkan bagaimana lagu-lagu ini bisa kembali dinikmati oleh generasi sekarang, terutama di genre yang berbeda. Mungkin saja ada pendengar dari Gen Z yang tidak kenal sama lagu dari Sheila On 7 contohnya tapi mereka justru tau dari versi terbaru dengan aransemen dangdut. Akhirnya mereka bisa ngulik tentang Sheila On 7,” ujar Wisnu Wicaksana, Head of A&R dari Megah Music.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Momentum Bagus Bagai Insan Dangdut Tanah Air
Selain itu Megah Music juga akan mendigitalisasikan rilisan Dangdut dari katalog lama mereka yang sebelumnya hanya ada dalam bentuk rilisan fisik. Kehadiran Megah Music di industri rekaman Tanah Air diharap akan memberikan harapan baru bagi para pelaku-pelaku di genre musik Dangdut dan tradisional. Dan saat ini sepertinya bisa menjadi momen yang tepat bagi para musisi Dangdut untuk harus bisa semakin berinovasi.
Dengan ekosistem yang ada ditambah lagi dengan kehadiran Megah Music sebagai sub label dari sebuah perusahaan rekaman besar internasional yang pastinya mempunyai akses dan potensi untuk bisa membawa musik ini ke ranah lebih luas. Tidak menutup kemungkinan kalau dalam waktu dekat musik Dangdut dan Melayu bisa mendapat tempat di industri musik Asia atau lebih luas lagi.
Advertisement
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/far/ums)
Advertisement