Cara Memilih Ayam Segar untuk Masakan Berkualitas
cara memilih ayam segar (c) Ilustrasi AI
Kapanlagi.com - Memilih ayam segar yang berkualitas merupakan keterampilan penting bagi setiap ibu rumah tangga dan pecinta kuliner. Daging ayam menjadi pilihan utama karena harganya lebih terjangkau dibandingkan daging merah, namun tetap kaya nutrisi. Kesalahan dalam memilih ayam dapat berdampak buruk pada kesehatan keluarga, terutama jika ayam sudah tidak segar atau mengandung bahan kimia berbahaya.
Mengetahui cara memilih ayam segar yang tepat akan membantu Anda mendapatkan produk berkualitas terbaik. Ayam yang masih segar memiliki karakteristik khusus yang mudah dikenali melalui penampilan fisik, tekstur, dan aromanya. Dengan memahami ciri-ciri tersebut, Anda dapat menghindari ayam tiren (mati kemarin), ayam berformalin, atau ayam yang sudah hampir membusuk.
Melansir dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, kualitas daging ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Faktor penentu kualitas meliputi cara pemeliharaan, pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, perawatan kesehatan, serta proses pengeluaran darah saat pemotongan dan kontaminasi setelah hewan dipotong.
Advertisement
1. Mengenal Karakteristik Ayam Segar Berkualitas
Ayam segar yang berkualitas memiliki standar tertentu yang dapat diidentifikasi melalui berbagai aspek. Pemahaman tentang karakteristik dasar ayam segar akan memudahkan Anda dalam membedakan produk yang layak konsumsi dengan yang sudah tidak layak. Pengetahuan ini menjadi bekal penting sebelum berbelanja ke pasar tradisional maupun supermarket modern.
Kualitas ayam potong sangat bergantung pada proses pemeliharaan hingga penanganan pasca pemotongan. Ayam yang dipelihara dengan baik, diberi pakan berkualitas, dan ditangani secara higienis akan menghasilkan daging dengan kualitas prima. Sebaliknya, penanganan yang kasar atau tidak higienis dapat menurunkan kualitas daging secara signifikan.
Daging ayam yang sehat memiliki ciri-ciri fisik yang konsisten. Warna daging umumnya putih pucat hingga putih kemerahan, dengan bagian otot dada dan paha yang kenyal. Bau khas daging ayam segar adalah agak amis namun tidak menyengat, berbeda dengan ayam yang sudah tidak segar yang mengeluarkan aroma busuk atau bau kimia yang mencurigakan.
Tekstur daging menjadi indikator penting kesegaran ayam. Daging yang masih segar memiliki konsistensi kenyal dan padat ketika ditekan dengan jari, kemudian akan kembali ke bentuk semula dengan cepat. Permukaan daging yang relatif kering juga menunjukkan kualitas baik karena dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar, sehingga mempengaruhi daya simpan daging tersebut.
2. Ciri-Ciri Visual Ayam Segar yang Mudah Dikenali
Pemeriksaan visual merupakan langkah pertama dalam cara memilih ayam segar yang tepat. Warna daging ayam yang berkualitas baik adalah putih kemerahan atau merah muda cerah, tidak pucat dan tidak terlalu gelap. Hindari ayam dengan warna daging yang kusam, kebiruan, kehitaman, atau bahkan kekuningan kehijauan karena menandakan daging sudah tidak segar dan mulai mengalami pembusukan.
Kulit ayam yang masih segar memiliki penampilan mulus tanpa cacat, berwarna kekuningan cerah, dan pori-porinya masih rapat. Permukaan kulit terasa lembut, tidak kering, dan tidak berlendir. Kulit yang tegang dan tidak kendur menunjukkan ayam masih dalam kondisi prima, sedangkan kulit yang berlendir atau bertekstur berpasir mengindikasikan adanya kontaminasi atau penggunaan bahan kimia.
Perhatikan juga ada tidaknya memar atau bercak darah pada tubuh ayam. Ayam segar yang berkualitas tidak memiliki memar di bagian kepala, leher, punggung, sayap, atau dada. Memar pada karkas menandakan penanganan yang kasar dan dapat menjadi media berkembangnya bakteri, sehingga daging lebih cepat membusuk dan tidak aman untuk dikonsumsi.
Untuk ayam kemasan beku, periksa ketebalan kerak es yang menempel. Kerak es yang terlalu tebal menunjukkan ayam telah dibekukan dalam waktu lama dan kualitasnya menurun. Pastikan juga kemasan masih rapi, tidak rusak, dan tidak terbuka agar ayam terlindungi dengan sempurna dari kontaminasi mikroorganisme.
3. Menguji Tekstur dan Konsistensi Daging Ayam
Pengujian tekstur merupakan metode efektif dalam cara memilih ayam segar yang berkualitas. Tekan bagian dada atau paha ayam dengan jari secara perlahan, daging yang masih segar akan terasa kenyal dan elastis, kemudian segera kembali ke bentuk semula tanpa meninggalkan bekas tekanan. Tekstur kenyal ini menunjukkan struktur sel daging masih utuh dan belum mengalami kerusakan.
Hindari ayam dengan tekstur daging yang terlalu lembek dan berair karena bisa jadi ayam tersebut adalah ayam tiren atau telah mengalami proses pembekuan dan pencairan berulang kali. Daging yang berair juga mengindikasikan ayam sengaja diberi minum berlebihan sebelum pemotongan untuk menambah bobot, praktik yang merugikan konsumen dan menurunkan kualitas daging.
Sebaliknya, waspadai juga daging ayam yang teksturnya terlalu keras atau bengkak karena kemungkinan ayam tersebut telah disuntik dengan cairan tertentu untuk menambah berat. Daging ayam sehat seharusnya memiliki tekstur yang seimbang, tidak terlalu keras namun juga tidak lembek, dengan serat yang halus dan mudah dikunyah setelah dimasak.
Tulang ayam juga perlu diperiksa untuk memastikan kualitas. Tulang yang masih kokoh dan tidak patah menandakan penanganan yang baik. Ayam dengan tulang yang patah atau tidak kokoh kemungkinan mengalami benturan keras saat hidup atau proses pemotongan yang tidak sesuai prosedur, yang dapat mempengaruhi kualitas daging secara keseluruhan.
4. Mengenali Aroma dan Bau Ayam yang Aman
Aroma merupakan indikator penting dalam menentukan kesegaran ayam. Ayam segar yang berkualitas memiliki bau khas daging segar dengan aroma amis yang ringan dan tidak menyengat. Bau ini adalah aroma alami daging ayam yang masih dalam kondisi baik dan aman untuk dikonsumsi, berbeda dengan bau tidak sedap yang menandakan pembusukan.
Hindari membeli ayam yang mengeluarkan bau amis atau anyir berlebihan karena ini menandakan ayam sudah dijual cukup lama dan hampir membusuk. Bau busuk yang menyengat menunjukkan aktivitas bakteri pembusuk telah meningkat, sehingga daging tidak layak konsumsi dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan jika tetap dikonsumsi.
Waspadai juga ayam dengan bau obat-obatan atau bahan kimia yang mencurigakan. Aroma kimia yang khas, terutama bau formalin, mengindikasikan ayam telah diberi pengawet berbahaya. Formalin sering digunakan pedagang nakal untuk membuat ayam terlihat segar lebih lama, namun sangat berbahaya bagi kesehatan karena bersifat karsinogenik dan dapat merusak organ tubuh.
Ayam yang sama sekali tidak berbau juga patut dicurigai karena kemungkinan mengandung bahan kimia yang menutupi aroma alami daging. Daging ayam segar yang normal seharusnya memiliki aroma khas yang dapat tercium, meskipun tidak terlalu kuat. Ketiadaan aroma sama sekali bisa menjadi tanda manipulasi menggunakan bahan pengawet atau pemutih.
5. Memperhatikan Darah dan Cairan pada Ayam
Jumlah darah yang keluar dari daging ayam dapat menjadi petunjuk kualitas dan cara penanganannya. Ayam segar yang berkualitas tidak mengeluarkan banyak darah ketika ditekan atau dipotong. Darah yang berlebihan menandakan proses pemotongan dilakukan secara kasar atau tidak sesuai prosedur, yang dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri karena darah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Ketika menekan daging ayam, perhatikan cairan yang keluar. Daging segar seharusnya tidak mengeluarkan banyak cairan, dan jika ada cairan, teksturnya tidak boleh berlendir atau bertepung. Cairan dengan tekstur bertepung atau berpasir mengindikasikan adanya sisa bahan kimia yang tidak terbilas sempurna, biasanya dari proses perendaman menggunakan pengawet atau pemutih.
Untuk ayam kemasan, periksa apakah terdapat genangan darah atau cairan berlebihan di dalam kemasan. Cairan berlebihan dalam kemasan menunjukkan ayam telah mengalami proses pembekuan dan pencairan berulang kali, yang menyebabkan sel-sel daging rusak dan mengeluarkan cairan. Kondisi ini menurunkan kualitas nutrisi dan tekstur daging setelah dimasak.
Pembuluh darah di area leher dan sayap juga perlu diperhatikan. Pada ayam segar yang sehat, pembuluh darah tidak terlihat penuh dengan darah atau berwarna merah kehitaman. Pembuluh darah yang penuh darah dengan warna gelap, disertai bercak-bercak darah di kepala, leher, punggung, dan dada merupakan ciri-ciri ayam tiren yang harus dihindari.
6. Menghindari Ayam Berformalin dan Ayam Tiren
Ayam berformalin memiliki ciri-ciri khusus yang perlu diwaspadai konsumen. Daging ayam yang mengandung formalin biasanya berwarna putih mengkilap tidak natural, dengan konsistensi yang sangat kenyal bahkan cenderung keras. Permukaan kulit terlihat tegang dan kencang secara berlebihan, disertai bau khas formalin yang menyengat seperti bau obat atau bahan kimia.
Ciri khas lain ayam berformalin adalah tidak dihinggapi lalat meskipun dibiarkan terbuka. Lalat secara alami akan menghindari bahan yang mengandung zat kimia berbahaya, sehingga ketiadaan lalat pada daging ayam yang dijual di tempat terbuka patut dicurigai. Namun perlu diingat, keberadaan lalat harus tetap diminimalkan untuk menjaga higienitas, jadi perhatikan juga kebersihan tempat penjualan.
Ayam tiren atau ayam mati kemarin memiliki karakteristik yang berbeda dengan ayam segar. Warna kulit karkas terdapat bercak-bercak darah pada bagian kepala, leher, punggung, sayap, dan dada. Bau yang dikeluarkan agak anyir dan tidak sedap, dengan konsistensi otot dada dan paha yang lembek tidak kenyal.
Serabut otot ayam tiren berwarna kemerahan tidak normal, dengan pembuluh darah di daerah leher dan sayap yang penuh darah. Warna hati terlihat merah kehitaman, dan bagian dalam karkas berwarna kemerahan. Ayam dengan ciri-ciri ini sangat berbahaya untuk dikonsumsi karena dapat menyebabkan keracunan makanan dan gangguan kesehatan serius.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Bagaimana cara membedakan ayam segar dengan ayam yang sudah lama?
Ayam segar memiliki warna daging putih kemerahan cerah, tekstur kenyal yang kembali ke bentuk semula saat ditekan, dan aroma amis ringan tidak menyengat. Ayam yang sudah lama berwarna pucat atau kusam, teksturnya lembek dan berair, serta mengeluarkan bau amis berlebihan atau bahkan bau busuk. Kulit ayam segar juga masih lembut dengan pori-pori rapat, sedangkan ayam lama kulitnya kering atau berlendir.
Apakah ayam beku kualitasnya lebih rendah dari ayam segar?
Tidak selalu. Ayam beku yang dibekukan segera setelah pemotongan dengan prosedur yang benar dapat mempertahankan kualitas dan nutrisinya dengan baik. Yang perlu diperhatikan adalah proses pembekuan hanya boleh dilakukan sekali, karena pembekuan dan pencairan berulang akan merusak struktur sel daging dan menurunkan kualitas. Periksa ketebalan kerak es dan tanggal produksi pada kemasan untuk memastikan kesegaran.
Mengapa ada ayam yang tidak dihinggapi lalat?
Ayam yang tidak dihinggapi lalat sama sekali patut dicurigai mengandung bahan kimia berbahaya seperti formalin atau boraks. Lalat secara alami akan menghindari bahan yang mengandung zat kimia beracun. Namun, keberadaan lalat yang berlebihan juga menandakan kondisi penjualan yang tidak higienis, jadi pilihlah tempat pembelian yang bersih dengan ayam yang masih segar tanpa bahan kimia berbahaya.
Bagaimana cara mengetahui ayam mengandung formalin?
Ayam berformalin memiliki ciri khas berwarna putih mengkilap tidak natural, tekstur sangat kenyal bahkan keras, permukaan kulit tegang berlebihan, dan mengeluarkan bau khas formalin seperti bau obat atau bahan kimia. Ayam berformalin juga tidak dihinggapi lalat dan tidak mengeluarkan cairan saat ditekan. Hindari membeli ayam dengan ciri-ciri tersebut karena formalin sangat berbahaya bagi kesehatan.
Apakah ayam yang mengeluarkan banyak darah masih segar?
Tidak. Ayam segar yang berkualitas tidak mengeluarkan banyak darah saat ditekan atau dipotong. Darah berlebihan menandakan penanganan yang kasar saat pemotongan atau ayam telah mengalami pembekuan dan pencairan berulang kali. Darah yang banyak juga meningkatkan risiko kontaminasi bakteri karena darah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, sehingga ayam lebih cepat membusuk.
Bagaimana cara memilih ayam muda yang lebih empuk?
Ayam muda memiliki tekstur daging yang lebih empuk dibandingkan ayam tua. Cara membedakannya adalah dengan menekan bagian dada ayam, ayam muda akan terasa lebih empuk dan elastis, sedangkan ayam tua terasa lebih keras dan kaku. Tulang ayam muda juga lebih lunak, dan ukuran tubuhnya umumnya lebih kecil. Ayam muda menghasilkan masakan yang lebih lembut dan mudah dikunyah.
Berapa lama ayam segar dapat bertahan tanpa pendingin?
Ayam segar sebaiknya segera dimasak atau disimpan dalam pendingin maksimal 2 jam setelah pembelian, terutama dalam cuaca panas. Pada suhu ruang, bakteri pembusuk akan berkembang dengan cepat dan menyebabkan daging cepat membusuk. Jika tidak segera dimasak, simpan ayam dalam lemari es dengan suhu 4°C atau lebih rendah untuk mempertahankan kesegaran, dan sebaiknya dimasak dalam 1-2 hari. Untuk penyimpanan lebih lama, bekukan pada suhu -18°C atau lebih rendah.
Ikuti kabar terbaru selebriti hanya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
Yuk baca artikel lainnya
5 Resep Nasi Goreng Thailand yang Bisa Jadi Menu Sarapan Unik dan Praktis
6 Resep Olahan Sup Jepang yang Cocok Jadi Menu Makanan Comfort Food saat Musim Hujan
6 Resep Olahan Korean Noodles Tradisional Praktis yang Bisa Dibuat Sendiri di Rumah
Punya Tubuh Berotot, Ini Rahasia Diet ala Mingyu SEVENTEEN - Tas Isi Jus Ayam dan Selai Kacang
7 Film Jepang untuk Mengisi Liburan Akhir Tahun Bersama Keluarga
(kpl/nlw)
Advertisement
-
Teen - Fashion Kasual Celana Jeans Ala Anak Skena: Pilihan Straight sampai Baggy yang Wajib Dicoba
-
Teen - Lifestyle Gadget Smartwatch Kece Buat Gen Z yang Stylish, Fungsional, dan Nggak Bikin Kantong Kaget