Cara Menggunakan Sekam Padi untuk Tanaman

Cara Menggunakan Sekam Padi untuk Tanaman
cara menggunakan sekam padi untuk tanaman

Kapanlagi.com - Sekam padi merupakan limbah pertanian yang memiliki potensi besar sebagai media tanam organik. Kulit padi yang dihasilkan dari proses penggilingan ini ternyata sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman.

Pemanfaatan sekam padi dalam bercocok tanam semakin populer di kalangan petani dan penghobi tanaman. Cara menggunakan sekam padi untuk tanaman yang tepat dapat memberikan hasil maksimal, baik untuk tanaman hias, sayuran, maupun buah-buahan.

Mengutip dari cybex.pertanian.go.id, sekam padi yang selama ini dianggap sebagai limbah di sentra pertanian Indonesia kini banyak dicari petani karena memiliki karakteristik yang sangat baik sebagai media tanam. Sekam mampu menahan nutrisi lebih lama berkat bentuknya yang menyerupai perahu dengan lambung, sehingga efektif dalam menjaga ketersediaan unsur hara bagi tanaman.

1. Pengertian dan Jenis Sekam Padi sebagai Media Tanam

Pengertian dan Jenis Sekam Padi sebagai Media Tanam (c) Ilustrasi AI

Sekam padi adalah lapisan terluar atau kulit padi yang terpisah melalui proses penggilingan beras. Dalam buku Media Tanam Untuk Tanaman Hias karya Redaksi PS (2008), dijelaskan bahwa sekam padi merupakan kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling dan dapat dimanfaatkan sebagai media tanam berkualitas.

Terdapat dua jenis sekam padi yang umum digunakan dalam pertanian, yaitu sekam mentah dan sekam bakar. Sekam mentah adalah sekam yang belum melalui proses pembakaran, memiliki rongga besar yang baik untuk sirkulasi udara dan mengikat air. Sementara itu, sekam bakar adalah sekam yang telah melalui proses pembakaran hingga berwarna kehitaman.

Sekam bakar memiliki keunggulan lebih dibandingkan sekam mentah karena telah melewati tahap sterilisasi. Proses pembakaran ini menghilangkan bakteri, jamur, dan hama yang mungkin bersarang di dalam sekam. Kandungan karbon yang tinggi pada sekam bakar juga sangat baik untuk pertumbuhan tanaman dan memperkuat struktur sel tanaman.

Karakteristik sekam padi yang tidak mudah lapuk, mudah mengikat air, dan tidak mudah menggumpal menjadikannya pilihan ideal sebagai media tanam. Kandungan silika pada sekam bakar dapat memperkuat daun sehingga lebih tegak dan mendorong perkembangan sel-sel tanaman secara optimal.

2. Cara Mencampur Sekam Padi dengan Tanah

Cara Mencampur Sekam Padi dengan Tanah (c) Ilustrasi AI

Langkah pertama dalam menggunakan sekam padi adalah menyiapkan media tanam yang akan dicampur. Media tanam yang umum digunakan meliputi tanah liat, sekam bakar, sekam mentah, dan sabut kelapa. Setiap media memiliki karakteristik berbeda yang saling melengkapi ketika dicampur dengan proporsi tepat.

Perbandingan campuran media tanam dengan sekam padi perlu diperhatikan agar hasilnya optimal. Untuk tanaman dalam pot atau polybag, komposisi yang direkomendasikan adalah 2 bagian tanah, 1 bagian sekam padi, dan 1 bagian kompos atau pupuk kandang. Rasio ini dapat disesuaikan tergantung jenis tanaman yang akan ditanam.

Proses pencampuran harus dilakukan secara merata agar sekam tersebar ke seluruh bagian media tanam. Aduk campuran tanah dan sekam menggunakan sekop atau cangkul hingga benar-benar homogen. Pastikan tidak ada gumpalan tanah yang tersisa agar akar tanaman dapat berkembang dengan baik di seluruh area media tanam.

Sebelum digunakan, sebaiknya media tanam yang sudah dicampur disterilkan terlebih dahulu. Sterilisasi bertujuan menghilangkan tungau, kutu, dan berbagai macam jamur yang mungkin berkembang biak di tanah maupun sekam padi. Cara sterilisasi dapat dilakukan dengan menjemur campuran media tanam di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau mengukusnya selama beberapa jam.

3. Cara Membuat Sekam Bakar untuk Pupuk

Cara Membuat Sekam Bakar untuk Pupuk (c) Ilustrasi AI

Pembuatan sekam bakar memerlukan persiapan alat dan bahan yang tepat. Siapkan sekam padi sesuai kebutuhan, pipa pembakaran atau plat seng berukuran 100 x 2 x 55 cm, kardus atau koran bekas, oli bekas, korek api, air, gayung, sekop, dan karung untuk menyimpan hasil.

Proses pembakaran dimulai dengan membuat bulatan silinder dari plat seng dengan panjang 100 cm dan diameter 17 cm. Buat sistem ventilasi udara dengan melubangi pipa berdiameter 5 mm dengan jarak antar lubang sekitar 3 cm. Ventilasi ini penting agar api tidak mudah padam dan memberikan udara yang cukup untuk membakar seluruh sekam secara merata.

Letakkan pipa di posisi tengah dan taburkan sekam padi di sekelilingnya. Masukkan kardus atau koran yang sudah disiapkan ke dalam pipa, lalu tuangkan sedikit oli bekas. Nyalakan api dan tunggu sekitar 30 menit hingga sekam mulai menghitam. Aduk atau balik sekam secara berkala agar semua bagian terbakar sempurna dan berwarna hitam merata.

Setelah sekam berubah warna menjadi hitam, siram dengan air untuk memadamkan api. Lakukan proses ini hingga sekam menjadi seperti debu atau arang halus. Jemur sekam bakar yang sudah jadi hingga benar-benar kering sebelum digunakan atau disimpan dalam karung. Sekam bakar siap diaplikasikan sebagai pupuk atau campuran media tanam untuk berbagai jenis tanaman.

4. Teknik Aplikasi Sekam Padi pada Berbagai Jenis Tanaman

Teknik Aplikasi Sekam Padi pada Berbagai Jenis Tanaman (c) Ilustrasi AI

Untuk tanaman dalam pot atau polybag, cara menggunakan sekam padi untuk tanaman dilakukan dengan mencampurkan sekam ke dalam media tanam sebelum penanaman. Campuran ini membuat tanah memiliki sifat gembur dan poros, sehingga akar tanaman dapat berkembang dengan baik ke berbagai arah. Tanaman seperti sirih dan pandan sangat menyukai media tanam dengan campuran sekam karena menghasilkan akar halus berwarna putih yang banyak.

Pada budidaya tanaman di lahan terbuka seperti jagung, sekam bakar dapat diberikan dengan cara disebar pada barisan tanam. Taburkan sekam bakar di sepanjang alur tanam dengan ketebalan sekitar 2-3 cm, kemudian tutup dengan tanah tipis. Metode ini efektif meningkatkan porositas tanah dan menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman selama masa pertumbuhan.

Sekam padi juga dapat digunakan sebagai mulsa atau lapisan pelindung tanah di sekeliling tanaman. Taburkan sekam dengan ketebalan 3-5 cm di permukaan tanah area perakaran tanaman. Penggunaan sekam sebagai mulsa bermanfaat untuk menjaga kelembapan tanah, menghambat pertumbuhan gulma, dan membuat tampilan kebun lebih bersih serta rapi.

Untuk tanaman sayuran dalam sistem bedengan, sekam dapat dicampurkan langsung ke dalam tanah saat pengolahan lahan. Taburkan sekam bakar sebanyak 2-3 karung per 10 meter persegi bedengan, kemudian aduk merata dengan tanah menggunakan cangkul. Tambahkan pupuk kandang atau kompos untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tanaman. Biarkan media tanam ini mengendap selama 1-2 minggu sebelum penanaman dilakukan.

5. Manfaat Sekam Padi untuk Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

Manfaat Sekam Padi untuk Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman (c) Ilustrasi AI

Penggunaan sekam padi memberikan manfaat signifikan dalam memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan porositas. Campuran sekam dengan tanah menciptakan rongga-rongga udara yang memungkinkan akar tanaman bernapas dengan baik dan berkembang optimal. Tanah yang gembur dan poros juga memudahkan akar menyerap unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

Kandungan silika pada sekam bakar berperan penting dalam memperkuat struktur tanaman. Silika membuat daun menjadi lebih tegak dan kuat, sehingga tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Selain itu, silika juga mendorong perkembangan sel-sel tanaman dan meningkatkan efisiensi fotosintesis, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas tanaman.

Sekam padi berfungsi sebagai pengatur pH tanah pada kondisi tertentu. Sekam bakar yang bersifat alkalis dapat membantu menetralkan tanah yang terlalu asam, sehingga menciptakan kondisi pH optimal untuk pertumbuhan tanaman. Kemampuan sekam dalam mempertahankan kelembapan tanah juga sangat bermanfaat, terutama pada musim kemarau atau di daerah dengan curah hujan rendah.

Sekam padi juga memacu pertumbuhan mikroorganisme yang berguna bagi tanaman. Mikroorganisme ini membantu proses dekomposisi bahan organik dan meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah. Sebagai absorban, sekam bakar dapat menekan jumlah mikroba patogen yang merugikan tanaman, sehingga mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan kesehatan tanaman secara keseluruhan.

6. Tips Perawatan dan Pemupukan Tanaman dengan Media Sekam Padi

Meskipun sekam padi memiliki banyak manfaat, kandungan unsur hara di dalamnya masih perlu dilengkapi dengan pupuk tambahan. Tambahkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang yang sudah matang untuk meningkatkan nutrisi media tanam. Perbandingan yang ideal adalah 1 bagian pupuk organik untuk setiap 3 bagian campuran tanah dan sekam.

Pemberian kapur dolomit juga direkomendasikan untuk mengoptimalkan pH media tanam. Takaran kapur dolomit disesuaikan dengan diameter pot atau luas lahan tanam. Untuk pot berdiameter 20 cm, cukup tambahkan 1 sendok makan kapur dolomit yang dicampur merata dengan media tanam. Kapur dolomit juga menyediakan kalsium dan magnesium yang penting untuk pertumbuhan tanaman.

Penyiraman tanaman dengan media sekam padi perlu dilakukan dengan bijak. Media yang mengandung sekam memiliki kemampuan menahan air yang baik, sehingga frekuensi penyiraman dapat dikurangi dibandingkan media tanah biasa. Lakukan penyiraman ketika permukaan media tanam sudah terlihat kering, hindari penyiraman berlebihan yang dapat menyebabkan akar membusuk.

Lakukan pengecekan rutin terhadap kondisi media tanam setiap 3-6 bulan sekali. Jika sekam sudah mulai lapuk atau media tanam terlihat padat, lakukan penggantian atau penambahan sekam baru. Aduk media tanam secara berkala untuk menjaga aerasi dan mencegah pemadatan. Tambahkan pupuk organik cair setiap 2 minggu sekali untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup sepanjang masa pertumbuhan.

7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

1. Apakah sekam padi mentah atau sekam bakar yang lebih baik untuk tanaman?

Sekam bakar lebih direkomendasikan karena telah melalui proses sterilisasi yang membunuh bakteri, jamur, dan hama. Sekam bakar juga memiliki kandungan karbon dan silika yang lebih tinggi, sehingga lebih efektif dalam memperbaiki struktur tanah dan memperkuat tanaman. Namun, sekam mentah tetap bisa digunakan terutama untuk meningkatkan porositas tanah dengan biaya lebih ekonomis.

2. Berapa perbandingan ideal sekam padi dengan tanah untuk media tanam?

Perbandingan ideal untuk media tanam pot adalah 2 bagian tanah, 1 bagian sekam padi, dan 1 bagian kompos atau pupuk kandang. Untuk tanaman tertentu seperti anggrek atau tanaman epifit, proporsi sekam bisa ditingkatkan hingga 50% dari total media tanam. Sesuaikan komposisi berdasarkan kebutuhan spesifik jenis tanaman yang akan ditanam.

3. Apakah sekam padi bisa digunakan untuk semua jenis tanaman?

Ya, sekam padi dapat digunakan untuk hampir semua jenis tanaman, mulai dari sayuran, buah-buahan, tanaman hias, hingga tanaman obat. Namun, proporsi penggunaan sekam perlu disesuaikan dengan karakteristik tanaman. Tanaman yang menyukai media gembur dan drainase baik seperti cabai, tomat, dan tanaman hias akan sangat cocok dengan media yang mengandung sekam padi.

4. Bagaimana cara menyimpan sekam bakar agar tidak rusak?

Simpan sekam bakar dalam karung atau wadah tertutup di tempat yang kering dan terlindung dari hujan. Pastikan sekam benar-benar kering sebelum disimpan untuk mencegah pertumbuhan jamur. Sekam bakar yang disimpan dengan baik dapat bertahan hingga 1-2 tahun tanpa mengalami penurunan kualitas. Hindari menyimpan sekam di tempat lembap atau terkena air secara langsung.

5. Apakah sekam padi dapat menggantikan pupuk kimia sepenuhnya?

Sekam padi tidak dapat sepenuhnya menggantikan pupuk kimia karena kandungan unsur haranya terbatas. Sekam lebih berfungsi sebagai pembenah tanah dan penyedia unsur hara mikro. Untuk hasil optimal, kombinasikan penggunaan sekam dengan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang, serta tambahkan pupuk kimia dalam dosis rendah sesuai kebutuhan tanaman untuk melengkapi nutrisi yang diperlukan.

6. Berapa lama sekam padi bertahan dalam media tanam sebelum perlu diganti?

Sekam bakar dapat bertahan dalam media tanam selama 6-12 bulan sebelum mulai terurai. Sekam mentah cenderung lebih cepat lapuk, sekitar 4-6 bulan. Lakukan pengecekan berkala dan tambahkan sekam baru jika media tanam sudah terlihat padat atau sekam sudah banyak yang lapuk. Penggantian media tanam secara keseluruhan sebaiknya dilakukan setiap 1-2 tahun untuk menjaga kesuburan optimal.

7. Apakah sekam padi dapat digunakan sebagai mulsa di permukaan tanah?

Ya, sekam padi sangat efektif digunakan sebagai mulsa untuk melindungi permukaan tanah. Taburkan sekam dengan ketebalan 3-5 cm di sekeliling tanaman untuk menjaga kelembapan tanah, menghambat pertumbuhan gulma, dan mencegah erosi. Sekam sebagai mulsa juga berfungsi sebagai penangkal hama seperti bekicot dan slug yang tidak menyukai tekstur tajam sekam, serta membuat tampilan kebun lebih rapi dan bersih.

(kpl/fed)

Rekomendasi
Trending