Shaun (Thomas Turgoose) adalah anak berusia 12 tahun yang tumbuh di Inggris pada awal tahun 1980-an. Hidupnya berubah drastis setelah ayahnya meninggal dalam perang, membuatnya kesepian dan mudah marah. Suatu hari, Shaun bertemu dengan sekelompok skinhead muda yang dipimpin Woody (Joe Gilgun). Mereka menerimanya dengan tangan terbuka, memberi Shaun rasa kebersamaan dan identitas yang selama ini ia cari. Untuk pertama kalinya, ia merasa menjadi bagian dari sesuatu yang nyata.

Namun, kebersamaan itu mulai berubah arah ketika Combo (Stephen Graham), mantan anggota geng yang baru keluar dari penjara, kembali dan mengambil alih kelompok tersebut. Combo membawa ideologi nasionalis dan rasis yang perlahan memecah persahabatan mereka. Shaun yang awalnya hanya ingin punya teman, tiba-tiba terjebak dalam lingkaran kebencian yang tidak sepenuhnya ia pahami. Konflik batin pun muncul saat ia mulai melihat sisi gelap dari dunia yang dulu membuatnya merasa diterima.

Lewat hubungan Shaun dengan teman-temannya, film ini menggambarkan masa remaja yang penuh pencarian jati diri di tengah situasi sosial dan politik Inggris yang memanas. Karakter-karakter seperti Smell (Rosamund Hanson) dan Milky (Andrew Shim) memberi warna tersendiri dalam perjalanan hidup Shaun, memperlihatkan bagaimana persahabatan, cinta, dan perbedaan bisa saling bertabrakan. Setiap keputusan yang diambil Shaun membawa konsekuensi besar yang mengubah hidupnya untuk selamanya.

Mampukah Shaun memahami siapa dirinya sebenarnya dan keluar dari pengaruh kebencian yang merusak itu? Ataukah ia akan kehilangan arah di tengah dunia yang tak lagi jelas mana yang benar dan mana yang salah?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel