Kapanlagi.com - Film Maxima Pictures berjudul SUSTER KERAMAS yang menuai cekal sepertinya bakal kembali menuai kontroversi. Kali ini, giliran wartawan di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) yang diajak menilai film yang dibintangi bintang porno Jepang, Rin Sakuragi, tersebut."Kami minta rekan-rekan wartawan memberikan penilaian terhadap film ini (SUSTER KERAMAS) agar bisa menjadi masukan bagi instansi terkait untuk mengambil keputusan terkait film ini," ungkap Manajer Studio 21 Samarinda Central Plasa (SCP), Bono, usai penayangan film SUSTER KERAMAS, Rabu (30/12) malam.Selain wartawan, beberapa pihak yang diundang untuk menyaksikan film garapan rumah produksi Maxima Pictures itu di antaranya, pihak Poltabes Samarinda, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda, FPI, HMI, serta berbagai elemen masyarakat lainnya di Samarinda."Sebenarnya, kami telah mengundang berbagai elemen masyarakat, termasuk Ketua MUI Samarinda, KH. Zaini Naim. Namun, Beliau (Ketua MUI) mengatakan tidak sempat datang karena ada kegiatan. Rencananya Ketua MUI dan pejabat Poltabes Samarinda akan menyaksikan film ini besok (Kamis, 31/12)," katanya.Lihat Foto Rin Sakuragi:
"Film ini akan kami putar selama dua kali yakni malam ini dan besok sekitar pukul 11.00 WITA. Namun, pemutaran film
SUSTER KERAMAS tidak untuk umum," lanjut Manajer Studio 21 SCP itu.Bono mengaku belum bisa memastikan film tersebut akan diputar di Studio 21, pada pemutaran perdana film yang dibintangi artis film porno Jepang,
Rin Sakuragi yang akan dirilis serentak di seluruh bioskop Indonesia 31 Desember 2009. "Kami hanya diminta dari Studio 21 jakarta untuk memutar film ini secara terbatas. Jadi, saya belum bisa memastikan apakah film
SUSTER KERAMAS di Samarinda akan diputar untuk umum pada malam Tahun Baru," ungkap Bono.Film yang disaksikan puluhan wartawan baik cetak maupun elektronik di Samarinda tersebut, kata Suri, salah seorang wartawan harian lokal, tidak terlalu istimewa. "Sebenarnya, film itu tidak seperti apa yang dibayangkan orang. Walaupun terdapat adegan porno, namun tidak terlalu vulgar. Jadi, menurut saya, film ini masih layak ditonton," ujar Suri, usai menyaksikan film
SUSTER KERAMAS.Pada film itu sang artis Jepang lanjut Suri, tidak terlihat mempertontonkan tubuhnya secara erotis. "Justru sang artis lokal yang terlihat menampilkan adegan erotis serta akting dan kata-kata dua pemeran pria yang terkesan porno. Namun, secara umum, film itu tidak jauh berbeda dengan film Indonesia lainnya," ungkap Suri.Sebelumnya, Produser film
SUSTER KERAMAS yang sengaja datang ke Samarinda untuk meminta penjelasan Ketua MUI Samarinda, KH. Zaini Naim terkait penolakan film tersebut mengungkapkan, adegan porno yang ada pada film
SUSTER KERAMAS hanya menggambarkan fantasi pemuda berandal setelah melihat seorang gadis Jepang."Film itu sebenarnya tidak mengandung unsur porno. Adegan panas yang ditampilkan di film itu, menggambarkan khayalan dari pemuda berandal yang terobsesi melihat wanita Jepang. Jadi,kami berharap masyarakat tidak bersikap skeptis dulu sebelum melihat filmnya," katanya."Judul
SUSTER KERAMAS yang dikhawatirkan pak KH. Zaini Naim bukan penggambaran aktivitas setelah melakukan hubungan badan," ujar
Ody Mulya yang juga produser film
SUMPAH POCONG DI SEKOLAH yang dirilis pada 2008 silam.