Sophia Latjuba Kenang Masa Kecil di Jerman, Tetap Dihargai Meski Memiliki Kulit Lebih Gelap
Diterbitkan:
Sophia Latjuba / Credit: Instagram - sophia_latjuba88
Kapanlagi.com - Di tengah-tengah perjuangan umat manusia melawan Covid-19, isu rasisme mencuat di Amerika. Salah satu penyebab utamanya adalah meninggalnya George Floyd, seorang pria berkulit hitam berusia 46 tahun setelah mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari beberapa orang polisi.
Dan rupanya isus rasisme ini juga turut menggugah hati Sophia Latjuba untuk ikutan buka suara. Ibu dari Eva Celia ini menceritakan bagaimana dirinya juga pernah tumbuh besar dengan kulit yang lebih hitam dari orang-orang di sekitarnya ketika masih kecil dulu.
"Tumbuh besar di sebuah kota kecil di Jerman tahun 70an, aku tahu aku berbeda. Kulitku lebih gelap, rambutku lebih gelap, ayahku adalah satu-satunya orang Asia dengan agama berbeda di keluarga dan juga komunitas kita. Pamanku bahkan memanggilku 'Rabi' (sampai sekarang), yakni sebuah istilah yang artinya gagak hitam," tulis Sophia pada caption foto postingannya.
Advertisement
1. Tumbuh Besar Bersama Orang-Orang yang Open-Minded
Meski terlahir dengan kulit yang berbeda dengan orang-orang di sekitarnya, Sophia mengaku tak pernah mendapatkan sikap yang rasis sama sekali. Salah satu penyebab utamanya adalah kaena Ia hidup bersama orang-orang yang open-minded dan tidak rasis.
"Ya, aku tumbuh besar dengan pengetahuan jika aku berbeda. Tapi tak pernah sekalipun orang di sekitarku memberikan impresi bahwa perbedaan itu adalah seuatu yang membuatku malu atau khawatirkan. Aku diperlakukan dengan penuh cinta dan hormat sampai ke poin di mana aku merasa jika memiliki kulit yang lebih gelap itu spesial ketimbang orang lain. Tapi aku beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang yang sangat open-minded," sambungnya.
(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)
2. Waktunya Manusia untuk Bangun
Menurut Sophia, semua orang itu punya derajat dan hak hidup yang sama, tak peduli apapun ras maupun warna kulitnya. Tentu saja rasisme yang hingga saat ini masih terus terjadi di seluruh belahan dunia membuat wanita berusia 49 tahun ini merasa begitu sedih.
"Berkaca dari fakta tersebut, aku masih tak bisa mencerna tentang hal yang bernama rasisme, bahwa satu ras itu lebih superior daripada ras lainnya. Kejadian-kejadian buruk yang terjadi tahun ini seakan mengingatkan kita bahwa kita harus mulai melihat ke dalam, bahwa kita adalah orang-orang yang abai dan sudah tertidur terlalu lama; terhadap sesama manusia dan juga alam," sambungnya.
"Sejarah telah berulang dengan sendirinya, mereka yang tertindas dan dilecehkan akan melawan balik untuk mengembalikan keseimbangan dan ini adalah waktu bagi kita manusia untuk bangun dari panggilan dan datang bersama dalam semangat dan cinta. Ini waktu yang tepat bagi sebuah pencerahan, meskipun itu harus dimulai dari bawah ke atas," tutup Sophia.
Berita Sophia Latjuba Lainnya..
Sophia Latjuba Posting Foto Berhijab Ucapkan Selamat Hari Lebaran, Netizen Heboh
Potret Ariel NOAH & Sophia Latjuba, Tak Suka 'Jual Mahal' & Pilih Makan di Warteg
Dwi Sasono Terjerat Kasus Narkoba, Sophia Latjuba: Ini Hari yang Menyedihkan untuk Saya
7 Potret Seleb Bersama Sang Anak, Saking Dekat dan Kompak Sering Disangka Kakak Beradik
10 Seleb Ini Lakukan Virtual Photoshoot di Tengah Pandemi Corona Covid-19, Hasilnya Begitu Memukau
(Ramai kabar perceraian dengan Raisa, Hamish Daud sebut tudingan selingkuh itu fitnah.)
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Deretan Aksesori yang Bikin Gadget Gen Z Makin Ciamik, Wajib Punya Nih!
