Angkat Kisah Perayaan 17-an di Kampung, Ini Alasan 'MERAH PUTIH ONE FOR ALL' Pilih Latar Pedesaan
Diterbitkan:

Credit: YouTube/Historika Film
Kapanlagi.com - Di balik kesederhanaan ceritanya, film MERAH PUTIH ONE FOR ALL ternyata menyimpan sebuah pesan mendalam tentang identitas ke-Indonesia-an. Sutradara Endiarto mengungkapkan bahwa pemilihan latar cerita di sebuah kampung atau desa adalah sebuah keputusan yang disengaja untuk merepresentasikan mayoritas masyarakat Indonesia. Menurutnya, ide ini muncul untuk menangkap esensi perayaan 17 Agustus yang paling otentik, yaitu kemeriahan di tingkat akar rumput.
"Makanya kita muncul ide itu dengan narasi dan identitas kehidupan di desa, yang merupakan identitas mayoritas di Indonesia, di desa-desa itu," kata Endiarto saat ditemui di kawasan Kuningan, Senin (11/8/2025).
Oleh karena itu, premis utama film ini berpusat pada berbagai kegiatan dan lomba khas 17-an yang biasa ditemui di perkampungan. Menurutnya, semangat kemerdekaan paling terasa dari perayaan-perayaan sederhana yang dilakukan oleh masyarakat.
Advertisement
"Makanya mengambil premisnya tentang perayaan 17-an gitu di kampung. Karena memang niat kami seperti itu," ucapnya.
Ia mengenang bagaimana semaraknya perayaan kemerdekaan di masa lalu, yang kini coba ia hidupkan kembali melalui medium film animasi. Baginya, lomba panjat pinang, makan kerupuk, dan berbagai lomba lucu lainnya adalah bagian tak terpisahkan dari memori kolektif bangsa.
"Dulu 17 kan, waduh. Kan selama 17 Agustus kita sarat dengan perayaan kemerdekaan kan? Lomba panjat pinang, makan kerupuk. Terus sekarang muncul-muncul desain-desain lomba 17-an yang untuk orang dewasa yang lucu-lucu itu," paparnya.
1. Merasa Terpanggil
Melihat adanya kekosongan tontonan yang mengangkat tema ini secara khusus, ia dan timnya merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu. Ia ingin mengisi celah tersebut dengan sebuah karya yang bisa dinikmati oleh anak-anak.
"Tapi yang di film ini kan sayang, kekosongan ini. Nah kami, bagian dari pekerja kreatif perfilman Indonesia, apa ya, bukan terpanggil, tapi gimana ya, 'Ayo'," ujarnya.
Akhirnya, ide untuk membuat film animasi dengan latar perayaan 17-an di kampung pun dieksekusi. Ia berhasil mengajak beberapa orang yang memiliki semangat yang sama untuk terlibat dalam proyek yang ia sebut 'tanpa janji' ini.
"Akhirnya muncul ide, kita eksekusi beberapa orang terlibat. Yang mau, karena kita nggak ada janji kan. Tidak semua orang mau terlibat karena itu tadi, benefitnya kan cuma terima kasih jelek-jeleknya," katanya.
Simak berita film MERAH PUTIH ONE FOR ALL lainnya di Liputan6.com
(kpl/far/ums)
Advertisement