Review 'SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN': Tergoda Untuk Beri Nilai Sempurna

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Review 'SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN': Tergoda Untuk Beri Nilai Sempurna
Dion Wiyoko - Sheila Dara (cr: Youtube Cerita Films)

Kapanlagi.com - Penulis: Serafin Unus Pasi

Dunia perfilman Indonesia kembali disuguhkan dengan sajian yang menarik. Sebuah film berjudul 'SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN' telah menghiasi bioskop-bioskop Indonesia sejak pekan lalu.

'SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN' ini merupakan sebuah film adaptasi dari sebuah web series yang berjudul sama yang rilis pada tahun 2017 silam.

Film adaptasi ini masih ditulis dan disutradarai oleh Yandy Laurens, penulis dan sutradara web seriesnya. Sementara untuk cast, Yandy Laurens kembali menggunakan jasa Dion Wiyoko sebagai pemeran utama.

Namun yang berbeda, di film ini pemeran Sore yang dahulu diperankan oleh Tika Bravani kini digantikan oleh Sheila Dara.

Lantas bagaimanakah film ini? Apakah film ini mampu menjawab ekspektasi para penonton web seriesnya yang begitu populer delapan tahun yang lalu? Yuk intip reviewnya di bawah ini.

1. Jawaban atas Ekspektasi Publik yang Besar

Jujur, ketika pertama kali teaser film Sore ini beredar di dunia media sosial, diri saya terbelah. Di satu sisi, saya senang karena salah satu web series terbaik Indonesia menurut saya diadaptasi menjadi film layar lebar.

Namun di sisi lain, ada kekhawatiran besar menyertainya. Karena film adaptasi baik itu dari novel, komik atau web series dituntut mampu memberikan experience yang sama seperti serial aslinya, namun di sisi lain harus ada 'added value' dari serial aslinya.

Banyak sekali film adaptasi yang dicap gagal oleh penonton karena hal-hal tersebut. Mengingat web series Sore yang rilis delapan tahun lalu sangat populer, tentu ada ekspektasi publik yang besar akan film ini.

Yandy Laurens, orang yang sama yang melahirkan web series Sore di tahun 2017 lalu bisa saya katakan sukses untuk menjawab tantangan tersebut. Mengapa demikian? Intip di bawah ya KLovers!

(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Cerita yang Kompleks Namun Komplit

Alasan pertama mengapa Film Sore ini sukses menjawab tantangan dan ekspektasi publik karena ceritanya yang kompleks namun lebih komplit.

Bagi KLovers yang belum menonton web seriesnya, 'SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN' ini merupakan film yang bercerita tentang Sore, seorang wanita yang melakukan perjalanan waktu ke masa lalu untuk bertemu dengan (soon to be) suaminya, Jonathan.

Ia melakukan perjalanan waktu itu untuk mencoba mengubah gaya hidup tidak sehat Jonathan, karena di masa depan Jonathan akan meninggal akibat gaya hidup tidak sehat itu. Jadi Sore -entah dengan cara seperti apa- berhasil kembali ke masa lalu dan mencoba untuk mengubah gaya hidup Jonathan.

Sekitar paruh pertama dari film ini, cerita yang disampaikan ke penonton tidak terlalu berbeda dengan web seriesnya. Penonton diajak bernostalgia dengan momen-momen manis di mana Jonathan terkaget-kaget dengan kehadiran wanita yang mengaku sebagai istrinya di masa depan dan bagaimana kehadiran Sore sedikit banyak mulai mengubah gaya hidupnya yang buruk itu.

Namun Yandy Laurens mulai memasak di paruh kedua film ini. Ia mulai memunculkan masalah baru yang tidak ada di web seriesnya, yaitu bagaimana ternyata mengubah perilaku seseorang itu tidak semudah itu. Ia memperlihatkan bagaimana sulitnya Sore untuk mengubah perilaku dan pola hidup Jonathan.

Selain itu, Yandy Laurens juga memperkenalkan konsep time paradox dan juga time loop di film Sore ini. Dua konsep ini benar-benar membuat film ini jadi memiliki kesan yang berbeda dari web seriesnya.

Di film ini juga, Yandy Laurens menambahkan background story mengapa Jonathan bisa memiliki gaya hidup seperti itu. Sehingga film ini justru terasa lebih komplit daripada versi web seriesnya.

3. Visual dan Audio yang Memanjakan

Salah satu kekuatan terbesar film ini selain ceritanya yang sangat bagus, terletak juga pada visual dan musik yang digunakan.

Sebagai informasi KLovers, film Sore ini tidak bersetting di Indonesia. Film ini shooting di Kroasia dan Finlandia dan film ini memaksimalkan itu dengan baik.

Sejak menit pertama film ini dimulai, penonton disuguhkan dengan pemandangan indah antartika lengkap dengan auroranya. Sepanjang film, mata penonton juga dimanjakan dengan pemandangan indah kota kecil Gorznjan dan Zagreb. Big thumbs up untuk Director of Photography film ini, Dimas Bagus Triatma Yoga yang telah menyuguhkan visual yang stunning sepanjang film.

Visual yang stunning ini dilengkapi dengan soundtrack yang tidak kalah ciamik. Yandy Sofyan masih menggunakan beberapa musik yang ia gunakan di web seriesnya, salah satunya lagu Adhitia Sofyan yang berjudul 'Gaze' yang benar-benar memanjakan telinga penonton sekaligus mengamplikasi visual film yang sudah stunning.

Yandy Sofyan juga mengajak band populer Indonesia, Barasuara yang memberikan sentuhan emosional dengan lagu berjudul 'Terbuang dalam Waktu'.

4. Sheila Dara, The Game Changer

Untuk film ini, tidak afdol rasanya jika tidak membahas sosok Sheila Dara, sang pemeran utama dan pusat cerita dari film ini.

Sheila memang mendapatkan beban berat di film ini. Karena ia harus setidaknya menyamai akting yang ditunjukkan oleh Tika Bravani, pemeran Sore di Web seriesnya. Apalagi image Tika Bravani sudah sangat melekat dengan Sore.

Alih-alih mencoba untuk meniru atau menyamai Sore-nya Tika Bravani, Sheila Dara justru memberikan warna baru untuk Sore. Ia menghadirkan sosok Sore yang lebih playful dan lebih soft spoken daripada Sore versi Tika Bravani.

Namun seperti yang saya ulas sebelumnya, cerita film Sore ini jauh lebih kompleks daripada cerita di web seriesnya. Alhasil peran Sore juga jadi lebih kompleks dan dibutuhkan akting yang lebih kompleks dan Sheila mampu menjawab kebutuhan itu.

Bagaimana ia menampilkan sosok Sore yang bucin ke Jonathan, bagaimana ia menampilkan bagaimana putus asanya ia melihat perilaku Jonathan yang tidak kunjung berubah, bagaimana ia menampilkan betapa capeknya Sore yang terjebak dalam time loop benar-benar paripurna!

5. Rating dari Penulis

Sebagai penonton web series Sore, saya jujur memasang standar dan ekspektasi yang tinggi untuk film Sore ini. Karena bagi saya pribadi, web series Sore merupakan salah satu web series terbaik Indonesia dan film ini minimal harus menyamai atau melebihi web seriesnya.

Apakah film ini berhasil melampaui web seriesnya? Saya dengan keyakinan penuh mengatakan 'IYA'. Film ini benar-benar melampaui semua aspek dari web seriesnya, bahkan tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa versi film ini adalah penyempurnaan dari web seriesnya.

KLovers juga tidak perlu menonton web seriesnya untuk bisa memahami film ini. Bahkan KLovers bisa merasakan experience yang dirasakan penonton web seriesnya dengan menonton film ini.

Saya pribadi tergoda untuk memberikan nilai sempurna untuk film Sore ini. Namun setelah saya renungkan kembali, ada beberapa hal yang mungkin masih bisa ditingkatkan dalam film ini.

Itulah mengapa saya memberikan rating 9/10 untuk film ini. Jadi KLovers yang ingin menonton film cinta Indonesia yang tidak seperti kebanyakan film cinta Indonesia, film Sore ini layak untuk kalian tonton.

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

(kpl/cvn)

Rekomendasi
Trending