Caci Maki Justru Jadi Cambuk Perjuangan Rieke

Kapanlagi.com - Pada kasus pelecehan seksual yang dialami artis dan anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka, banyak kalangan yang justru menyalahkan dirinya, sebagai korban. Padahal kasus ini harus dilihat sebagai sebuah tindakan yang merugikan orang lain."Okelah latar belakang saya publik figure, tetapi tidak bisa diperlakukan seperti itu yang kemudian ditarik, 'wah sudah jadi DPR gila hormat'. Caci maki itu sempat saya dengar, kalau saya saja sebagai DPR masih bisa dilecehkan bagaimana dengan perempuan yang termarginalkan (terpinggirkan, red)" ungkapnya dengan nada bertanya.Diberitakan sebelumnya, Rieke menjadi korban pelecehan oleh oknum dokter di Rumah Sakit Umum (RSU) Labuang Baji Makassar. Saat melakukan kunjungan kerja di RSU Labuang Baji, perempuan yang duduk di Komisi IX DPR itu dipeluk dan 'nyaris' dicium saat sesi foto bersama. Kasusnya pun belakangan oleh polisi dinyatakan tidak memiliki bukti kuat, dengan berbagai alibi dari korban."Dia sempat bilang 'namanya juga wajar saja desak-desakan wajar saja kalau kesenggol kaya mau nyium'. Ujung-ujungnya solusinya itu malah rehabilitasi bagi si pelaku," ungkap pemeran Oneng dalam sinetron BAJAJ BAJURI ini.Terkait dengan caci maki sebagian masyarakat, pihaknya justru menjadikan sebagai cambuk untuk terus memperjuangkan hak kaum perempuan. Karena jika tak ada yang bicara justru semakin banyak korban."Itu justru jadi motivasi buat saya untuk terus memperjuangkan hal-hal seperti ini, bagaimana kelak dengan anak perempuan kita kalau hal ini masih terus terjadi dan tidak ada sanksi hukum," terangnya.Rieke yang duduk di Komisi IX DPR melihat ada banyak hal yang perlu dilakukan pembenahan dalam sistem hukum di Indonesia, terutama yang kurang berpihak kepada perempuan. "Di Singapura itu kita siulin orang dan orang tersebut tidak suka kita kena delik aduan. Nah saya melakukan hal ini demi kemajuan bangsa yang lebih beradab, di negara lain saja bisa kenapa negara kita ngga bisa," pungkasnya.