Putu Wijaya Berharap Sastra Indonesia Mendunia
Putu Wijaya
Kapanlagi.com - Menyebut nama Putu Wijaya tentu langsung terbesit dunia sastra Indonesia. Namun, seperti kita ketahui dunia sastra belum banyak menjanjikan kesejahteraan bagi penulis di Indonesia. Meski begitu Putu tidak merasa kecewa."Saya tidak tahu berapa finansial yang dihasilkan. Karena biasanya saya diterjemahkan itu sudah luar biasa senangnya. Saya ini katrok, kalau mau cari uang saya lebih menekankan ke penulisan skenario sinetron," ujar Putu Wijaya ditemui Kamis 19 Mei, di toko buku Aksara, Grand Indonesia, Jakarta.Geliat menulis sastra menurutnya tidak pernah pudar karena di mata dunia, sastra Indonesia belum banyak dikenal. "Ketika saya pergi ke luar negeri tahun 1995, saya pergi ke festival penulis seluruh dunia. Seorang penulis negro menanyai saya apakah ada sastrawan di Indonesia. Saya marah, tapi tidak bisa melakukan apa-apa. Buku-buku Pram sama YB Mangunwijaya memang ada di sana yang sudah diterjemahkan. Tapi nggak laku karena tidak ada referensi buku yang lain," paparnya.Karena itu saat bukunya Telegram diterjemahkan dalam bahasa Inggris di seri Modern Library of Indonesia, Putu merasa senang. "Semoga dunia bisa melihat kekayaan sastra di Indonesia lewat seri ini," harapnya.Buku Telegram sendiri juga difilmkan oleh Slamet Rahardjo. Untuk skenarionya Putu sendiri yang menuliskannya. Namun hingga film ini keluar dia tak pernah menonton film tersebut sama sekali."Saya buat sendiri skenario. Tapi ketika dibuat sinematografi oleh Slamet itu sudah berbeda sama sekali. Makanya saya tidak pernah nonton film itu, takut saya," kelakarnya.  Â
(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)
(kpl/uji/faj)
puji puput
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Mau Foto Astetik? Kamera Mini Andalan Anak Skena yang Lagi Viral Ini Patut Dicoba
-
Teen - Fashion Hangout Pilihan Jam Tangan Stylish untuk Anak Skena yang Mau Tampil Lebih Standout
