[Review] MAD MAX: FURY ROAD

Perspektif Tiran Baru Yang Gahar dan Beringas
Perspektif Tiran Baru Yang Gahar dan Beringas Mad Max: Fury Road/©Warner Bros. Pictures

KapanLagi.com - Oleh : Tita Chamberlin

Sejak pertama kali merilis trailernya, MAD MAX: FURY ROAD sudah mengundang tanda tanya besar. Berisi adegan-adegan sadis, kendaraan-kendaraan hotrod yang penuh karat, serta keadaan bumi yang sangat tandus, apa yang akan diceritakan oleh film remake MAD MAX yang hits di tahun 80an ini?Sejak menit pertama film arahan George Miller ini dimulai, kita sudah disuguhkan dengan beberapa adegan yang membelalakkan mata. Para pekerja berkulit sangat pucat, kepala plontos dan dengan lingkaran hitam di sekitar mata mendominasi kerajaan yang dipimpin oleh seorang penguasa tiran bernama Immortan Joe (Hugh Keays-Byrne). Beberapa adegan kurang mengenakkan untuk ditonton juga sedikit mengusik, bukan hubungan seksual menyimpang, namun pemerahan ASI yang dilakukan layaknya sapi terhitung cukup mengganggu.Ya, tentunya kita sudah melihat penampilan Max Rockatansky yang diperankan oleh Tom Hardy dan dulunya oleh Mel Gibson di menit-menit awal ini. Tak banyak bicara, Max selalu dihantui oleh masa lalunya, di mana ia gagal menyelamatkan mereka dari kondisi bumi yang makin hancur berantakan.Tak terlalu banyak dijelaskan mengapa bumi hanya tinggal butiran pasir dan garam, di mana matahari sangat terik dan tanah-tanah menjadi terlalu asam untuk ditanami. Satu-satunya sumber air di Wasteland ini sudah dikuasai oleh Immortan Joe, dan ia membagikannya kepada masyarakat dengan sangat terbatas. Hingga mereka benar-benar hidup seperti zaman Perang Dunia II.Jangan bayangkan penguasa ini punya tampang memesona, badan tegap, dan kesempurnaan lain. Immortan Joe yang menuhankan dirinya ini tak ubahnya seorang kakek tua yang punya masalah dengan pernafasannya. Kulitnya melepuh dan ia tak bisa menanggalkan masker gas dan respirator yang menempel di tubuhnya. Begitu juga dengan dua anaknya yang terlahir cacat.
Nampak setengah-setengah untuk all out, MAD MAX: FURY ROAD sedikit membosankan di sisi jalan cerita/©Warner Bros.Nampak setengah-setengah untuk all out, MAD MAX: FURY ROAD sedikit membosankan di sisi jalan cerita/©Warner Bros.
Oleh karena itu, ia memilih lima orang perempuan terbaik dari berbagai macam ras untuk dijadikan istri. Ada Splendid, Capable, Toast, Cheedo dan Dag yang bertugas 'melahirkan' benih-benih unggul penerus tahta Joe. Muak dengan ingkah laku Joe, mereka pun akhirnya setuju untuk meninggalkan Istana Citadel menuju sebuah tempat bernama Green Place, sebuah tempat di mana harapan baru berada. Di bawah pimpinan Imperator Furiosa (Charlize Theron), salah satu wanita kepercayaan Joe, mereka menyusup dalam War Rig dan melarikan diri bersama Furiosa.Murka, Joe pun mengirim para War Boys, yang sudah dicuci otaknya untuk tetap patuh pada perintahnya, untuk melakukan pengejaran kepada Furiosa. Hingga momen ini, kehadiran Max masih dipertanyakan. Sejauh ini, ia hanya menjadi kantong darah berjalan bagi Nux (Nicholas Hoult), seoran War Boy yang ambisius.MAD MAX: FURY ROAD memang sudah memanjakan para penggemar film action sejak 30 menit pertama, sayangnya penonton masih dibuat terlalu bingung dengan jalan ceritanya. What this is all about? Hanya sebuah ajang pengejaran besar-besaran karena pelarian para istri? Kemudian penguasa tiran ini mengerahkan semua armadanya dan meninggalkan Citadel yang dibangunnya susah payah tanpa penjagaan? That was too risky.George Miller terlihat terlalu setengah-setengah dalam membangkitkan emosi dan membangun ikatan dengan para penonton. Plus, ceritanya membuat kita terlalu lama meraba dan tak ada surprise lain kecuali adegan-adegan ekstrem yang beringas dan eksplosif. Namun, ide George soal MAD MAX: FURY ROAD, membawa kita kembali ke zaman NAZI di bawah pimpinan Adolf Hitler. Gimana bisa?Sosok penguasa tiran Immortan Joe punya gambaran yang mirip dengan karakter Hitler. Sadis, penuh visi menakutkan demi membuat sebuah bangsa yang sesuai dengan imajinasinya. Penggambaran War Boys yang dicuci otak demi memuaskan nafsu keberingasan Joe, mirip saat Hitler melatih para remaja untuk dijadikan tentara garis depan saat Perang Dunia II. Jika mereka mati, mereka akan dikenang sebagai seorang pahlawan dan dihormati. Padahal kenyataannya...Dari segi cerita, film ini terlalu mudah ditebak dan sedikit membosankan. Namun, adegan-adegan ekstrem dan setting film ala post-apocalypse memang susah dihilangkan dari benak kita setelah nonton. But, it was worth to be seen sebagai pemacu adrenalin. Enjoy.

(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)

(kpl/tch)

Rekomendasi
Trending