Kapanlagi.com - Buat pencinta film, pastinya sosok Teguh Karya sudah tak asing lagi. Film-filmya seperti CINTA PERTAMA, KAWIN LARI, PACAR KETINGGALAN KERETA, dianggap sebagai masterpiece. Tak heran rasanya kalau Festival Film Indonesia 2015 memilih sosok sutradara yang meninggal tahun 2001 itu sebagai ikon.

Bentuk lain untuk apresiasi karya beliau adalah dengan mengadakan temu wicara di kediamannya yang diikuti oleh Slamet Rahardjo dan Niniek L Karim. Slamet yang juga seorang sutradara benar-benar tak mampu menyembunyikan kekagumannya untuk Teguh yang tak pernah berhenti memikirkan perfilman Indonesia.

"Teguh Karya yang nggak bisa saingi itu berproduksi. Dia nggak pernah berhenti berproduksi. Satu bulan satu judul teater dan satu tahun dua film. Saya sebagai penerus hanya memahami elemen-elemen. Ini upaya saya yang saya lakukan sebagai penerus Teguh Karya," kata Slamet Rahardjo di kediaman Teguh Karya di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (4/11).

"Sebelum dia meninggal, itu lidahnya pelo. Karena dia kena stroke. Tapi selang dua menit tiba-tiba dia bisa ngomong lancar. 'Met, saya mo ngomong'. Kaget saya. 'Iya, Pak Teguh?'. Dia pesan, 'Kreativitas tidak boleh mati'," lanjut aktor BADAI PASTI BERLALU versi original ini.

Pengalaman Slamet sebagai aktor dan sutradara jelas tak bisa diremehkan. Oleh karena itu, dia minta kepada siapapun yang ingin meningkatkan pemahaman tentang akting silakan datang kepadanya. Sebagai penerus almarhum Teguh Karya, Slamet merasa berkewajiban untuk berbagi hal-hal yang dia tahu.

Terakhir, Slamet lalu mengucapkan harapannya untuk FFI 2015. "Teguh Karya hampir tidak punya cacat dalam berkarya. Saya harap FFI juga mulus," pungkasnya.